"Pemkab akan menanggung kebutuhan hidup para pengungsi," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Garut, Iman Alirahman kepada wartawan di Garut, Senin.
Ia mengatakan jumlah pengungsi banjir bandang Garut berdasarkan surat keputusan bupati sebanyak 2.525 jiwa, 1.085 jiwa diantaranya menempati lokasi pengungsian sementara, sedangkan sisanya tinggal di rumah saudara.
Selesai tanggap darurat, kata dia, selama tiga bulan masa transisi seluruh korban banjir yang mengungsi akan disiapkan rumah hunian sementara.
"Termasuk hunian sementara yang layak bagi pengungsi akan diperhatikan," katanya.
Ia menyebutkan lokasi pengungsian sementara yakni rumah susun di Cilawu dan milik Musadadiyah, kemudian LEC, Gedung Islamic Center, Asrama Transito, dan Gedung Bale Paminton.
Korban yang sudah tidak memiliki rumah itu, kata dia, akan dibangun rumah susun dengan lokasi yang sudah diusulkan yakni di Margawati, Garut Kota dan lahan alternatif di Copong, Kelurahan Sucikaler, Kecamatan Karangpawitan.
"Ada dua hektare lahan untuk membangun dua tower bantuan dari pemerintah pusat, lahan yang kami siapkan bahkan cukup untuk tiga tower," katanya.
Iman menambahkan, Pemerintah Kabupaten Garut juga mendapat bantuan rumah tapak untuk para pengungsi.
Terkait kepemilikan menempati rumah susun dan rumah tapak, kata Iman, masih dalam pembahasan bersama.
"Apakah jadi hak milik warga atau sewa, itu belum kami bicarakan, karena belum tahu aturannya seperti apa," katanya.
Bencana banjir bandang akibat luapan Sungai Cimanuk, 20 September 2016 telah merusak pemukiman rumah penduduk, fasilitas umum dan korban jiwa.
Tercatat warga yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 34 orang, dan 19 orang dilaporkan hilang.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016