Trenggalek (ANTARA News) - Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak mengubah jadwal perjalanannya sebelum bertolak ke Bogota, Kolombia demi melihat dan memantau langsung proses penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor di Trenggalek, Jawa Timur.
"Subuh pagi tadi bupati tiba di Trenggalek. Beliau sengaja mengubah jadwal perjalanannya karena mengetahui ada bencana banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah di daerah ini," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek Yuli Prioyanto kepada Antara di Trenggalek, Senin.
Ia mengatakan, sebelumnya Bupati Emil dijadwalkan bertolak ke Bogota, Kolombia dalam rangka mengikuti Kongres kepala daerah se-dunia.
"Beliau sudah di Jakarta dan bersiap berangkat ke Bogota sebelum akhirnya mendapat kabar bencana di Trenggalek dan memutuskan mengubah rute dan jadwal perjalanan kembali ke daerah guna memastikan kesiapan penanganan banjir," katanya.
Senin sekitar pukul 05.00 WIB, kata Yuli, Bupati Emil bertemu langsung dengan warga Desa Ngadirenggo yang mengungsi di kantor Kecamatan Pogalan.
"Semalaman penuh bupati dalam perjalanan berkoordinasi terus via saluran telekomunikasi dengan seluruh camat, bahkan menghubungi langsung beberapa kades demi memberi semangat dan memantau situasi," kata Yuli.
Dalam koordinasi via telekomunikasi itu, kata Yuli, Bupati Emil menginstruksikan pada Camat Pogalan untuk mengantisipasi kebutuhan evakuasi warga terdampak banjir, karena sejak Minggu (9/10) malam sekitar pukul 20.00 WIB hingga Senin dini hari tren air Sungai Ngasinan terus naik sehingga menyebabkan debit banjir di Desa Ngadirenggo ikut meningkat.
Menurut Yuli, Bupati Emil mengapresiasi langkah tanggap kedaruratan yang dilakukan tim badan penanggulangan bencana daerah dan jajaran terkait, karena seluruh pengungsi terlayani dan mendapat pengawasan memadai, terutama menyangkut konsumsi dan kesehatan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan (pejabat) asisten daerah 1 dan mendapat dukungan logistik untuk menangani kebutuhan para pengungsi di sini," kata Camat Pogalan Puguh menjelaskan kepada Bupati Emil.
Dalam kesempatan tersebut, Emil sekaligus memohon pamit kepada warga pengungsi untuk kembali bertolak ke Bogota, Kolombia mengikuti jadwal kegiatan kongres kepala daerah se-dunia.
Ia berharap semua yang merasa sudah ditangani dengan baik bisa turut menginformasikan ke kerabat maupun tetangga bahwa pemerintah saat ini tanggap menangani dampak bencana.
"Sistem saya pantau sudah berjalan jauh lebih baik. Camat sudah tersambung ke BPBD dan Asisten Daerah 1 dan 2 untuk koordinasi logistik serta penanganan alat berat. Kami juga koordinasi dengan polres, kodim dan basarnas untuk penanganan lapangan sesuai pola kerja tim reaksi cepat," kata Emil.
Ia mengatakan, data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan curah hujan selama sepekan terakhir naik dari rata-rata 200 milimeter menjadi 300-500 milimeter sehingga berpotensi mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
"Dari pemantauan penanganan banjir longsor dua hari terakhir, sistem sudah berjalan relatif baik," katanya.
Sebelumnya, Sabtu (8/10) malam, Emil sebelum bertolak ke Jakarta sempat memimpin langsung penanganan banjir lumpur di jalur lingkar Kota Trenggalek, jalan Kanjeng Jimat atau depan pabrik PT Perhutani Anugerah Kimia (PAK) yang mamacetkan arus lalu lintas saat itu.
Ia mengatakan, langkah terpadu tim BPBD dengan TNI, Polri, satpol PP dan masyarakat dalam penanganan banjir lumpur berhasil mencegah kerusakan yang lebih parah.
"Kami juga berkoordinasi dengan Perhutani yang telah menangani kayu-kayu yang roboh di atas area pegunungan agar tidak terseret arus dari hujan lagi," katanya.
Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016