Banyak orang memberikan sentimen emosional, untuk mengatakan pak Ahok itu mulutnya agak kelewatan. Lalu saya bilang, sampai ke level presiden, saya bilang ke pak Jokowi, kalau pak Ahok mulutnya tidak begitu, dia bukan orang Bangka."
Bali (ANTARA News) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mempertanyakan mengapa ucapan calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) selalu menjadi sentimen negatif.
"Kenapa (omongan Ahok) dimasukkan ke sentimen negatif," ujar Megawati saat konferensi pers seusai mengajak sejumlah calon kepala daerah berziarah ke makam Soekarno di Blitar, Senin.
Megawati mengatakan tidak sedikit orang kerap memberikan sentimen emosional terhadap pernyataan Ahok.
"Banyak orang memberikan sentimen emosional, untuk mengatakan pak Ahok itu mulutnya agak kelewatan. Lalu saya bilang, sampai ke level presiden, saya bilang ke pak Jokowi, kalau pak Ahok mulutnya tidak begitu, dia bukan orang Bangka," ujar Megawati.
Menurut Megawati, setiap suku memiliki ciri khas masing-masing. Misalnya orang dari suku Jawa yang terkenal dengan tutur perilaku halus.
"Kalau Jawa memang halus, tapi orang sebelah sana (Bangka Belitung) biasanya ya begitu kan. Kalau saudara-saudara ada yang dari batak, kalau nyanyi juga kan kayak teriak-teriak. Jadi kenapa dimasukkan ke sentimen negatif," ujar Megawati.
Megawati mengaku telah meminta Ahok berhenti melayani permintaan wawancara "doorstop" dari awak media, lantaran kerap dijadikan sentimen negatif.
"Saya bilang ke pak Ahok kalau ada doorstop tidak usah ngomong, karena itu titipan dari wartawan-wartawan yang ada, yang dimasukannya negatif terus," ujar Megawati.
Pada Senin hari ini, Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden kelima Megawati Soekarnoputri mengajak sejumlah calon Gubernur dan Wakil Gubernur, termasuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berziarah ke makam Bung Karno di Blitar.
Pasangan cagub dan cawagub tersebut adalah Cagub dan cawagub Ahok-Djarot (DKI Jakarta), Rano-Embay (Banten), Hana Hasanah-Tony Yunus (Gorontalo), Rustam-Irwansyah (Babel), Ali Baal Masdar (Sulbar), dan Dominggus Mandacan (Papua Barat).
Kegiatan ziarah kubur atau nyekar ke makam Bung Karno tersebut langsung dipimpin oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri didampingi beberapa pengurus DPP PDIP antara lain Hasto Kristiyanto, Achmad Basarah, Eriko Sotarduga, Komarudin Watubun dan beberapa anggota DPR RI.
Selepas berziarah ke makam Bung Karno, Megawati langsung bertolak ke Bali dengan diantarkan sejumlah petiggi PDIP dan calon kepala daerah yang diusung PDIP.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016