Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Agus Hermanto berharap agar media massa tidak selalu merundung atau melakukan bullying terhadap DPR tapi justru menjadi pengingat akan kinerja DPR.
“Sekali-sekali negatif tidak apa-apa, asal saja (DPR) jangan di-bully saja. Saya yakin teman-teman (wartawan ) tidak ada yang bully saya,” kata Agus Hermanto dalam sambutan pada acara Press Gathering Wartawan Koordinatoriat DPR RI, di Hotel Ramada Bintang, Kuta, Bali, akhir pekan lalu seperti disebutkan dalam siaran pers DPR yang diterima ANTARA News, Senin.
Menurut Agus, acara pertemuan dengan media merupakan momen penting untuk komunikasi dan meningkatkan keakraban antara DPR dengan wartawan.
“Jadi memang saya sangat suka dengan acara ini. Paling tidak komunikasi saya dengan teman-teman wartawan itu sangat perlu. Sekali lagi sangat perlu. Press Gathering Wartawan Koordinatoriat DPR RI merupakan acara yang menarik, karena bisa meningkatkan keakraban antara DPR dengan wartawan. Sehingga silaturahim antar-keduanya memang perlu dilakukan," katanya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra yang menyebutkan press gathering mampu memberinya masukan, utamanya hal-hal terkait bidang komisi yang dipimpinnya.
“Banyak sekali input yang kita dapat di daerah. Misalnya tema kali ini terkait pariwisata kearifan lokal. Kita ketahui, salah satu kunci keberhasilan pariwisata Baliadalahmenjaga kearifan lokal,” kata Sutan.
Acara pertemuan dengan media bertemakan "Melindungi Bali, Sebagai Destinasi Wisata Berkearifan Lokal" tersebut dibuka oleh Ketua DPR RI Ade Komarudin, dan dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra, Wakil Ketua Komisi VII DPR Fadel Muhammad, Asisten Gubernur II Provinsi Bali, I Ketut Wija, pejabat di lingkungan DPR, dan lebih dari 100 wartawan.
Sutan Adil Hendra mengatakan Bali mempunyai daya tarik budaya dan adat istiadat, yang menarik bagi wisatawan, bukan hanya wisatawan domestik, tapi juga mancanegara. Dia berharap, destinasi pariwisata lain juga dapat menjaga kearifan lokalnya. Misalnya Danau Toba, Tanjung Lesung, Wakatobi, Bangka Belitung, dan lain sebagainya.
“Namun, persoalannya yang harus dievaluasi adalah minimnya infrastruktur. Akses sangat memprihatinkan,” kata politisi asal dapil Jambi itu.
Dalam kesempatan yang sama Asisten Gubernur II Provinsi Bali I Ketut Wija mengatakan press gathering DPR merupakan momen yang baik untuk menyampaikan berbagai potensi Bali.
“Saya sangat senang dengan kegiatan DPR ini, apalagi yang diajak adalah para wartawan dari berbagai media, sehingga ini kan corong atau speaker kamiuntuk menyampaikan informasi Bali,” jelas Ketut.
Pejabat Pemprov Bali yang juga baru dilantik menjadi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bali itu menekankan, wisatawan domestik itu juga sangat besar manfaatnya untuk pertumbuhan ekonomi Bali.
“Jadi kalau ada wartawan datang ke Bali, semua orang dari Sabang sampai Merauke membaca berita tentang pariwisata Bali, tentu juga dari sekian persen pasti ada yang ingin datang ke Bali,” kata Ketut, sembari merekomendasikan untuk mengujungi daerah lain di Bali.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPR RI, Winantuningtyas Titi Swasanany melaporkan, press gathering kali ini merupakan acara yang ke-19 kalinya sejak tahun 2009. Sebelum tahun 2015, press gathering hanya digelar dua kali dalam setahun. Namun setelah itu menjadi empat kali dalam setahun.
“Sejak 2015, dalam acara juga ada dialog yang diisi oleh kalangan DPR dan pejabat setempat. Selain silaturahim juga ada penambahan wawasan tentang perkembangan pembangunan di daerah, dan mempromosikan wilayah yang menjadi tuan rumah,” jelas Win, panggilan akrab Winatuningyas.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016