New York, Amerika Serikat (ANTARA News) - Dengan kampanye dalam keadaan krisis, calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump berjanji untuk tetap bertarung dalam pemilu meskipun puluhan tokoh terkemuka Partai Republik meminta dia untuk mundur setelah rekaman komentar cabulnya tentang wanita beredar.
Kedua istri Trump dan pasangan cawapresnya mengkritik kata-kata cabul yang disampaikan Trump dalam rekaman itu dan menilai bahwa komentar Trump itu menghina dan tidak dapat dibela.
"Media dan perkembangan yang ada amat sangat menginginkan saya keluar dari pertarungan - saya tidak akan pernah keluar dari pertandingan, tidak akan pernah mengecewakan pendukung saya!," kata Trump di akun media sosial Twitter.
Rekaman video itu merupakan bencana terbaru untuk Trump, yang berharap untuk menghidupkan kembali kampanyenya yang lesu dalam menghadapi penurunan dukungan dalam jajak pendapat baru-baru ini, dalam waktu kurang dari sebulan hingga hari pemilihan.
Trump akan muncul bersama capres AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton pada Minggu waktu setempat dalam debat kedua mereka menjelang pemilihan umum. Clinton tampaknya tidak mengomentari video terbaru Trump sebelum debat kedua.
Video pada 2005 yang merekam Trump sedang berbicara di mikrofon terbuka menunjukkan bahwa dia berbicara tentang meraba-raba perempuan dan mencoba merayu wanita yang sudah menikah. Video itu direkam hanya beberapa bulan setelah Trump menikah dengan istri ketiganya, Melania.
Dalam sebuah pernyataan, Melania Trump menyebut kata-kata suaminya sebagai sesuatu yang "tidak dapat diterima dan menyinggung".
"Video ini tidak menggambarkan orang yang saya kenal. Dia (Trump) memiliki hati dan pikiran seorang pemimpin. Saya berharap orang-orang akan menerima permintaan maafnya, seperti saya juga telah memaafkan, dan fokus pada isu-isu penting yang dihadapi bangsa dan dunia kita," ujar Melania.
Reaksi atas video tersebut muncul dengan cepat dan meluas. Lebih dari 60 mantan dan pemegang jabatan terkemuka saat ini di Partai Republik mengeluarkan pernyataan yang mengutuk komentar Trump tentang wanita, termasuk Ketua DPR Paul Ryan dan John McCain, yang adalah capres partai Republik pada 2008. Lebih dari 20 tokoh partai Republik menyerukan Trump untuk mengakhiri pertarungannya dalam pemilihan presiden AS.
Dalam sebuah langkah yang tidak biasa, pasangan Trump - calon wakil presiden partai Republik - Mike Pence mengeluarkan pernyataan kritis terhadap komentar Trump, dan mengatakan di Twitter bahwa ia "tidak bisa membela pernyataan Trump".
"Sebagai seorang suami dan ayah, saya tersinggung oleh kata-kata dan tindakan yang telah dilakukan oleh Donald Trump," kata Pence, yang adalah gubernur negara bagian Indiana.
Namun, Pence mengindikasikan ia akan terus mendukung Trump, meskipun ada seruan dari beberapa orang Partai Republik terhadap Trump untuk mundur dan membiarkan Pence menjadi calon presiden.
Sebelumnya tidak ada preseden di mana partai besar mengganti calon presidennya dalam waktu yang sangat mepet di akhir kampanye, dan tidak jelas apakah ada jalan untuk memaksa Trump keluar dari pertarungan.
Sebuah rekaman berisi pernyataan maaf oleh Trump pada Sabtu dini hari (waktu setempat) tidak menghalangi seruan dari anggota partai Republik yang mendesak Trump untuk berhenti.
Pada Sabtu itu, Trump meringkuk di Trump Tower dengan para penasihat seniornya, termasuk Gubernur New Jersey Chris Christie dan mantan Walikota New York Rudy Giuliani.
Trump meninggalkan gedung Trump Tower sebentar untuk menyambut kerumunan kecil pendukungnya, dan mengatakan dia "100 persen" akan tetap maju dalam pemilihan presiden. Sebelum kembali ke gedungnya, dia berkata kepada wartawan, "dukungan luar biasa", demikian Reuters melaporkan.
(Y012)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016