"Jakarta bisa menjadi model bagi seluruh Indonesia, meyakinkan kerukunan umat beragama, solidaritas sosial sehingga kita harus berempati," katanya, saat menghadiri silaturahmi dengan para habib dan habaib di Kalibata, Jakarta, Minggu.
Menurut dia, seorang pemimpin harus bijak dalam menyikapi pluralisme karena tiap kelompok memiliki perbedaan.
Dia mengatakan, kalau pemimpin fokus pada perbedaan itu, maka gap atau jarak akan semakin lebih, karena itu dibutuhkan kebersamaan untuk menciptakan pembangunan yang inklusif tersebut.
"Semangat kita sebagai negara Pancasila, hormati perbedaan namun bukan untuk diekspresikan tanpa batas namun harus saling hormati dan menghargai," ujarnya.
Menurut dia, Jakarta memang harus menjadi kota yang modern namun harus berkarakter, sehingga pembangunan masyarakat menjadi hal yang tidak boleh terlupakan.
"Modern namun berkarakter, sehingga harus membangun masyarakat yang bercirikan masyarakat Jakarta. Indeks kebahagian harus diperhatikan," katanya lagi.
Dia menegaskan, segala keputusan yang diambil harus bernapaskan merah-putih, sehingga keputusan harus berada di atas segala golongan.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016