Batam (ANTARA News) - Dua orang anggota jemaah haji Debarkasi Hang Nadim Batam masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi dan belum bisa dipulangkan ke Tanah Air meskipun jadwal kepulangan sudah selesai.
"Jemaah yang masih tinggal di Arab Saudi dua orang, yaitu asal Bengkalis dan Rokan Hilir Riau," kata Sekretaris Panitia Pelaksana Ibadah Haji Debarkasi Batam Syahbudi di Batam Kepulauan Riau, Sabtu.
Dua orang yang masih dirawat, Zulkaibar Miswin Pasada asal Kabupaten Bengkalis Riau, dari Kloter 4 dan Amiruddin Syamsyddin Aman asal Rokan Hilir Riau dari Kloter 10.
Biaya perawatan dua anggota jemaah haji itu masih ditanggung oleh dana haji.
Syahbudi menyatakan kepulangan dua orang jemaah itu harus menunggu kondisi kesehatannya membaik, dan layak untuk terbang.
Bila kondisi kesehatannya membaik, maka akan dipulangkan bersama Debarkasi Haji lain yang masih memulangkan jemaah.
"Kalau pun masa pemulangan debarkasi lain sudah habis, kami masih punya perwakilan di Jedah yang akan mengurus," kata Syahbudi.
Kemudian, jemaah akan dipulangkan dengan pesawat reguler dan dibawa ke Jakarta baru ke daerah asal.
Selain dua yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi, dua orang anggota jemaah Debarkasi Batam lainnya ada yang masish dirawat di RS Badan Pengusahaan Batam, dan belum bisa dipulangkan ke daerah asal.
Dua jemaah itu adalah Nurzaina binti Ali Yakub dan Mahfud Lamidin Modo. Keduanya berasal dari Kabupaten Kampar Riau yang tergabung dalam Kloter 9.
Syahbudi menyatakan kondisi Nurzaina sudah mulai membaik dan akan dipindahkan ke ruang HCU.
Sedangkan Mahfud Lamidin Modo sebenarnya sudah bisa pulang ke daerah, namun belum dapat dipulangkan karena masih menggunakan alat bantu oksigen.
"Kalau harus menggunakan oksigen, maka harus mengosongkan 6 temoat duduk di pesawat, jadi ditunda," katanya.
Pihak dokter mempertimbangkan untuk memulangkan Mahfud menggunakan kapal laut.
Sementara itum PPIH Debarkasi Batam sudah memulangkan seluruh Kloter yang sebelumnya diberangkatkan ke Tanah Suci. Terakhir, Kloter 20 yang tiba di Batam, Jumat.
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016