Bengkulu (ANTARA News) - Dua puspa langka, Rafflesia gadutensis dan bunga Amorphophallus gigas mekar di dua lokasi berbeda di Provinsi Bengkulu.

Koordinator Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, Sofian Ramadhan mengatakan bunga Amophophallus gigas mekar di lokasi penangkaran milik Holidin, warga Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang.

"Sedangkan bunga Rafflesia gadutensis mekar di Hutan Lindung Boven Lais, Kabupaten Bengkulu Utara," ucapnya.

Holidin, penangkar bunga langka dari Kepahiang mengatakan bunga Amorphophallus gigas setinggi empat meter siap mekar di lokasi penangkarannya.

Di lokasi penangkaran seluas kurang dari tiga hektare di sisi Hutan Lindung Bukit Daun itu, Holidin menangkar empat jenis Amorphophallus, termasuk jenis Amorphophallus gigas.

Amorphophallus gigas hasil penangkaran pertama mekar pada 2013 dan yang kedua mekar ada Maret 2016.

"Ini Amorphophallus ketiga yang mekar di penangkaran kami," ucapnya.

Holidin membuka area penangkaran tersebut untuk masyarakat umum tanpa mengenakan retribusi. Ia dan keluarganya hanya mengharapkan sumbangan sukarela dari pengunjung untuk mendukung perawatan area penangkaran puspa langka.

Untuk menjangkau lokasi tersebut, pengunjung harus berkendara selama dua jam dari Kota Bengkulu menuju Desa Tebat Monok yang berada di jalan lintas tengah Bengkulu-Sumatera Selatan.

Sedangkan lokasi Rafflesia gadutensis mekar dapat dijangkau dengan berkendara selama dua jam menuju objek wisata air terjun Palak Siring, Kemumu di Kota Argamakmur, Bengkulu Utara.

Anggota KPPL Bengkulu Utara, Deki mengatakan lokasi bunga mekar tidak jauh dari pintu gerbang masuk objek wisata yang cukup terkenal di Bengkulu itu.

"Pengunjung hanya perlu berjalan 20 meter dari pintu gerbang menuju air terjun dan bisa menikmati keunikan Rafflesia," katanya.

Keanekaragman hayati Bengkulu yang unik cukup mampu menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini. Hutan Bengkulu menyimpan empat jenis Rafflesia dan empat jenis Amorphophallus yang sudah teridentifikasi.

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016