Bandung (ANTARA News) - PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) Airport Services menyiapkan dana sekitar Rp300 miliar untuk memperbarui berbagai peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh menteri perhubungan.
"Kita sudah melaksanakan ketentuan yang dikeluarkan oleh menteri perhubungan dan saat ini sudah dalam pengiriman peralatan sebanyak 30 persen. Diharapkan sampai akhir tahun ini sudah semua perlengkapan tiba di Indonesia," kata CEO PT JAS Airport Services Adji Gunawan kepada pers di Bandung, Jumat.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 174/2015 yang dirubah dengan Peraturan Nomor PM 91/2016 tentang Pembatasan Usia Peralatan Udara dan Kendaraan Operasional yang Beroperasi di Sisi Udara, menyebutkan peralatan pelayanan darat pesawat udara harus diperbaharui mulai awal Januari 2017.
Dalam peraturan tersebut disebutkan pelanggaran kepada perusahaan yang tidak mematuhi akan dikenakan sanksi berupa peralatan tidak boleh dioperasikan dan pencabutan sertifikat peralatan.
Pembatasan usia operasi peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara dan kendaraan operasional yang beroperasi di udara dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok usia operasi 15 tahun dan kelompok usia operasi 10 tahun.
Adji mengatakan, perusahaan telah komitmen untuk melakukan pembaharuan peralatan penunjang tersebut dalam upaya menjaga reputasi di tengah makin ketatnya persaingan dari sejumlah perusahaan sejenis.
Peralatan penunjang tersebut, katanya, seluruhnya berasal dari impor dengan negara pemasok antara lain Jerman, Perancis, dan China.
Perusahaan, tambahnya, juga tidak mempermasalahkan ketentuan pemerintah tersebut karena memang tujuannya untuk memberikan pelayanan serta keselamatan terbaik kepada maskapai penerbangan.
Komitmen memperbaharui peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara, katanya, untuk mengantisipasi makin melonjaknya arus penumpang baik dari luar negeri maupun dalam negeri.
Wisatawan asing yang paling tinggi jumlah kedatangannya adalah dari China, terutama ke Bali.
Sementara penumpang domestik saat ini banyak yang mengarah ke Indonesia timur.
"Dengan terus membaiknya industri penerbangan, kami tetap optimistis kinerja perusahaan tahun ini dan tahun mendatang akan tetap baik sekalipun perusahaan sejenis juga makin bertambah," katanya.
JAS saat ini memiliki lima produk dan utama, yakni layanan darat pesawat udara, layanan kargo, layanan ruang tunggu, "airport special assitance" (ASA), serta pelatihan komersial.
Jaringan JAS ada di 12 bandara utama di Indonesia, yaitu Kuala Namu (Medan), Hang Nadim (Batam), Cengkareng (Banten), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Adi Sutjipto (Yogyakarta, Juanda (Surabaya), Ngurah Rai (Bali), Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Balikpapan), Lombok Praya (Lombok), Hasanudin (Makasar), Sam Ratulangi (Manado), serta Mozes Kilangin (Timika).
Saat ini JAS melayani lebih dari 35 pelanggan maskapai penerbangan internasional dan domestik, serta melayani lebih dari 150 perusahaan agen kargo.
Pada 2015 perusahaan melayani lebih dari 66 ribu frekuensi penerbangan, lebih dari 265 ribu ton kargo, dan lebih 19 juta penumpang.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016