"Tim Basarnas yang diterjunkan untuk mencari santri korban tenggelam di Bengawan Solo jumlahnya 12 personel," kata Kasubag Humas Polres Tuban AKP Elis Suendayati di lokasi tempat kejadian perahu tenggelam di kawasan Ponpes Langitan.
Selain itu, kata dia, Polisi Perairan Polda Jatim juga diterjunkan ikut mencari dengan jumlah delapan personel, di antaranya, ada yang ahli selam.
Hanya saja, menurut dia, tim Basarnas dan Polda Jatim akan melakukan pencarian tujuh santri Ponpes Langitan yang belum ditemukan akan dilakukan Sabtu (8/10).
"Sekarang pencarian korban yang dilakukan polisi bersama personel BPBD Tuban dan Lamongan dihentikan, sebab kondisi malam hari juga Bengawan Solo arus airnya cukup deras," katanya menegaskan.
Meski demikian, menurut dia, sejumlah personel polres, BPBD Tuban dan Lamongan, disiagakan di sejumlah lokasi di tepian Bengawan Solo, untuk melakukan penjagaan.
Ia juga mengatakan Polda Jatim juga mengirimkan tim "Disaster Victim Identification" (DVI) untuk melakukan identifikasi korban kalau sewaktu-waktu ditemukan.
"Tim DVI Polda Jatim malam ini sudah siaga di sini," ucapnya menambahkan.
Kasat Sabhara Polres Tuban AKP Eko Wibowo menjelaskan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan perahu yang dimanfaatkan 25 santri menyeberang di Bengawan Solo panjangnya 12 meter lebar 2 meter.
"Kondisinya sudah tua juga tanpa dilengkapi pelampung. Tapi kata penambangnya biasanya perahu itu dimanfaatkan untuk mengangkut 40 penumpang," ucapnya.
Sesuai keterangan penambang perahu, katanya, perahu berpenumpang 25 santri Ponpes Langitan Widang menyeberang dari tambangan di Ponpes Langitan di Desa Widang, Kecamatan Widang, Tuban, menuju tambangan di Desa Babat, Lamongan.
Ketika perahu sudah hampir di tepi, katanya, para penumpang perahu mengumpul di anjungan mengakibatkan perahu tenggelam.
Sesuai laporan pihak Ponpes Langitan menyebutkan dalam kejadian itu 18 santri selamat, sedangkan tujuh santri lainnya belum ditemukan.
Tujuh santri yang belum ditemukan yaitu Abdullah Umar Warga Bedilan, Gresik, M Afiq Fadli warga Desa Bulakparen, Kecamatan Bulakamba, Brebes, dan Moh Barikly Amry warga Leran, Kecamatan Manyar, Gresik.
Lainnya Muhammad Arif Mabruri warga Desa Ngampal Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro
Muhsin warga Pacar Kembang Tambaksari Surabaya, Rizki Nur Habib warga Desa Percut, Kecamatan Seituan, Deli Serdang, Sumatera Utara dan Lujaini Dani warga Desa Gandeng Kecamatan Manyar Gresik.
Pewarta: Slamet AS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016