Jakarta (ANTARA News) - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) berhasil melaksanakan pengujian Disaster Recovery Center (DRC) atau simulasi penggunaan sistem cadangan sebagai "back up" atas sistem utama The Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST).
"Hal ini merupakan upaya KSEI untuk mendukung keberlangsungan aktivitas transaksi efek di pasar modal Indonesia, khususnya terkait kegiatan penyelesaian transaksi efek melalui sistem utama C-BEST," kata Direktur KSEI Syafruddin dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa hal itu juga sejalan dengan rekomendasi dari IOSCO (International Organzation of Securities Commission) yang mewajibkan KSEI selalu siap memberikan layanan jasa walaupun terdapat permasalahan pada sistem utama.
Ia menyampaikan bahwa simulasi itu dilakukan secara live selama 1 hari penuh sejak pukul 22.00 WIB pada Kamis (6/10) dengan memindahkan aplikasi dari sistem utama ke sistem cadangan.
"Sejak perpindahan itu, secara otomatis kegiatan penyelesaian transaksi efek dan dana di pasar modal pada 7 Oktober 2016 seluruhnya menggunakan sistem cadangan," katanya.
Syafruddin memaparkan bahwa penggunaan sistem cadangan itu dimulai dengan pembuatan laporan dan pendistribusian hasil tindakan korporasi yang jatuh tempo pada hari ini (7/10), kemudian dilanjutkan dengan penyelesaian transaksi berupa pemindah bukuan efek dan dana dari pemegang rekening KSEI hingga penutupan perdagangan di hari yang sama.
"Sistem utama akan kembali digunakan dan berjalan dengan normal untuk aktivitas penyelesaian transaksi efek dan dana pada Senin mendatang (10/10)," katanya.
Sesuai peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. III.C.6 tentang Prosedur Operasi dan Pengendalian Intern Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), KSEI wajib menyediakan dan siap dengan sistem cadangan sebagai antisipasi apabila terjadi permasalahan pada sistem utama.
Disebutkan, sistem cadangan itu harus dapat menggantikan sistem utama dalam kurun waktu maksimal 90 (sembilan puluh) menit setelah terjadinya gangguan. Simulasi ini wajib dijalankan sesuai rencana kerja perusahaan yaitu minimal 1 (satu) tahun sekali.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016