Pekanbaru (ANTARA News) - Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Provinsi Riau mengklarifikasi terkait jatuhnya "bucket" atau kantong air raksasa helikopter jenis Sikorsky N5193Y saat melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kampar, Jumat.
"Saya jelaskan bahwa Bucket tidak jatuh melainkan sengaja dilepas. Ini dilakukan karena pada saat operasi pengeboman air kondisi angin cukup kencang," kata Danlanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Henri Alfiandi kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Ia menjelaskan "Bucket" berisi 4 ton air itu harus di lepas karena kantong air raksasa tersebut melayang diterpa angin kencang, sehingga harus dilepas guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
Namun, sebelum helikopter yang diterbangkan dua pilot asal Kanada dan Selandia Baru melepas "bucket", sesuai prosedur harus memastikan situasi aman.
"Ada prosedur untuk melepas "bucket", salah satu yang paling penting adalah memastikan kondisi di bawah aman. Setelah "bucket" di lepas, Helikopter turun dan memastikan tidak ada korban," ujarnya.
Henri menuturkan, helikopter Sikorsky yang menjadi andalan tim udara Satgas dalam memadamkan Karhutla mulai mengudara dengan target utama titik api di kawasan Rimbo Panjang, Kampar.
Sekitar 30 hektar di lokasi tersebut terbakar dalam empat hari terakhir. Setelah melakukan sebanyak 50 kali pengeboman air, kondisi angin tidak memungkinkan untuk melanjutkan operasi sehingga pilot memutuskan melepas "bucket".
Setelah memastikan "bucket" jatuh di lokasi aman, helikopter kembali ke Lanud Roesmin Nurjadin. Sementara tim evakuasi menuju lokasi jatuhnya "bucket" untuk melakukan evakuasi.
Danlanud memastikan bahwa peristiwa itu tidak mengganggu operasi pengeboman air menggunakan Sikorsky. Menurut dia, Satgas Udara Karhutla Riau memiliki tiga "bucket" cadangan yang siap digunakan.
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016