Kediri (ANTARA News) - Sudah hampir empat bulan para penggali tanah batu bata yang menemukan Situs Tondowongso di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menunggu kompensasi yang telah dijanjikan pemerintah daerah setempat.
"Kami dijanjikan mendapatkan kompensasi dari pemerintah setelah lahan ini ditutup, tapi sampai sekarang janji ini belum juga terlaksana," kata Maksum (56), salah seorang penemu Situs Tondowongso, Jumat.
Maksum dan beberapa rekan penggali tanah batu bata di atas lahan yang kini menjadi areal Situs Tondowongso itu sangat berharap mendapatkan kompensasi atau bentuk penghargaan lainnya dari pemerintah.
Tapi beberapa kali Maksum dan kawan-kawan menagih janji kepada pemerintah, selalu mendapat jawaban agar bersabar. Padahal sudah hampir empat bulan ini mereka menganggur karena Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan melarang mereka beraktivitas di lahan tersebut.
Sejak 18 Januari hingga 13 Maret 2007, para penggali tanah batu bata di atas lahan seluas satu hektar di Dusun Tondowongso itu telah menemukan sedikitnya 15 item benda peninggalan masa kerajaan Hindu.
Maksum sendiri menemukan tujuh item arca dari batu berupa Batara Brahmana, Durgandini, Lembu Andini, Umpak Kencana Lingga Yoni, Batara Bayu, Batara Hendro, dan Sendang Secucen.
Delapan item lainnya ditemukan Suntoro (50), yakni Dersa Nala, Batara Narada, Lembu Gumarang, Batara Surya, Batara Nyana Dipati, Batara Bruno, dan Godam Rujak Pala.
Dalam penelitiannya hingga 13 Maret lalu, BP3 Trowulan menyatakan temuan para penggali tanah batu bata itu adalah Benda Cagar Budaya (BCB).
Setelah itu, BP3 Trowulan meminta Pemerintah Kabupaten Kediri segera membebaskan lahan tersebut. Untuk sementara lahan seluas satu hektar yang dimiliki dua orang berbeda itu disewa dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Kediri.
Sementara Kepala Urusan Umum Desa Gayam, Sriyono, mengaku pihaknya telah berkali-kali mengupayakan agar para penemu Situs Tondowongso itu mendapatkan kompensasi atau penghargaan lainnya dari Pemkab Kediri.
Selama permohonan itu belum ditanggapi, Sriyono meminta agar kelompok pemuda desa setempat memberikan sebagian penghasilan dari pemasukan uang pengunjung dan parkir.
"Selagi belum ada perhatian apapun dari pemerintah, untuk sementara mereka masih mendapatkan uang bagi hasil dari pengelolaan tempat ini," ujarnya.
Sejak penemuan Situs Tondowongso pada awal bulan Januari lalu, pengunjung selalu berdatangan ke tempat yang berada sekitar 20 kilometer arah timur pusat kota Kediri itu.
Menurut Kepala Dusun Tondowongso, Ahmad Zaini, pendapatan rata-rata setiap hari dari parkir dan uang sumbangan pengunjung berkisar antara Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007