Aljir (ANTARA News) - Menteri Energi Aljazair Noureddine Bouterfa mengumumkan pada Kamis bahwa Turki akan menjadi tuan rumah pertemuan informal antara produsen minyak OPEC dan non-OPEC pada 8 Oktober, untuk membahas cara-cara memberlakukan rekomendasi pertemuan Aljir bulan lalu.
Harga minyak masih belum stabil di pasar global, meskipun kesepakatan "bersejarah" tercapai pada September di Aljir di antara negara-negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
"Sebuah pertemuan informal OPEC dan non-OPEC dijadwalkan pada sela-sela Kongres Energi Dunia di Istanbul Turki dari 9 sampai 13 Oktober," Bouterfa mengatakan kepada Ennahar TV.
Pejabat itu menambahkan bahwa pertemuan di Istanbul akan mendahului KTT penuh di Wina yang akan digelar pada 12 November, di mana anggota kartel bertujuan untuk mencapai kesepakatan menstabilkan pasar.
Dia lebih lanjut berasumsi bahwa "pertemuan Aljir telah menghilangkan rintangan karena anggota-anggota OPEC sepakat untuk membatasi produksi, dan ada kemauan umum untuk bergerak menuju menstabilkan pasar."
Bouterfa memperkirakan penurunan produksi yang lebih besar, mengingat bahwa pemotongan 700.000 barel per hari tidak akan cukup untuk menstabilkan harga minyak antara 50 hingg 55 dolar AS per barel.
Pada 28 September, 14 anggota OPEC mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi minyak dari 33,4 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel atau 33 juta barel per hari.
Produsen OPEC dan non-OPEC percaya bahwa harga minyak pada 50 atau 60 dolar AS akan menguntungkan bagi konsumen dan produsen, karena akan membantu produsen menjaga investasi dan eksplorasi ladang baru, dan karena itu menjamin ketersediaan produk energi utama ini dalam jangka panjang.
Namun, beberapa ahli percaya bahwa harga minyak tidak akan naik segera setelah kesepakatan anggota OPEC. Abderrahmane Mebtoul, seorang ahli, mengatakan harga minyak juga bergantung pada faktor-faktor lain, termasuk tingkat pertumbuhan global serta pasokan dan permintaan.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016