"Bantuan yang diberikan dalam bentuk uang kepada siswa korban banjir," kata Lukman usai pendistribusian bantuan kemanusiaan untuk para korban bencana alam di Pendopo Kabupaten Garut.
Ia menuturkan bantuan yang diberikan itu merupakan dana yang berhasil dihimpun dari jajaran keluarga besar Kantor Kementerian Agama di Jawa Barat.
Selain dari internal Kementerian Agama, kata dia, ada juga sumbangan dari para siswa siswi madrasah di Jawa Barat.
"Bantuan ini lebih utama dari siswa siswi yang telah menunjukkan kepedulian sesamanya kepada warga Garut," katanya.
Ia menyebutkan dana yang berhasil terhimpun itu mencapai Rp2 miliar, bahkan diperkirakan akan ada tambahan karena penggalangan dana masih terus berlangsung.
Dana sebesar itu, lanjut dia, tidak hanya didistribusikan kepada siswa siswi tetapi untuk memperbaiki masjid dan mushala yang rusak akibat banjir bandang.
"Kita juga sedang mengikhtiarkan dana ke sejumlah masjid, ada anggaran yang bisa dialokasikan ke masjid," katanya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut, Usep Saepudin Muhtar menambahkan, dana Rp2 miliar itu akan disalurkan secara bertahap.
Ia menyebutkan ada 31 masjid dan mushala yang akan mendapatkan dana perbaikan dengan kisaran Rp25 juta sampai Rp35 juta.
"Untuk masjid dan mushala dapat Rp35 juta, ada juga Rp25 juta, tergantung kerusakan," katanya.
Sedangkan bantuan untuk siswa, kata Usep, tercatat ada 295 siswa siswi dengan besaran bantuan sebesar Rp500 ribu per orang.
Ia menjelaskan bantuan itu diperuntukkan membeli kebutuhan sekolah bagi anak-anak korban banjir.
"Untuk sementara kita berikan Rp500 ribu, pemberian dana itu akan terus berlanjut yang disesuaikan dengan kebutuhannya," kata Usep.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016