Jakarta, 5 Oktober 2016 (Antara) -- Perusahaan telekomunikasi milik negara, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) telah beralih ke teknologi analisis berbasis lokasi canggih sebagai bagian dari usaha perusahaan untuk menggandakan jumlah pelanggan IndiHome-nya, yakni dari 2 juta ke 4 juta hingga tahun 2020.

Perangkat analisis berbasis lokasi yang digunakan oleh Telkom adalah teknologi pemetaan level militer, yang dikenal sebagai platform ArcGIS. Teknologi ini mampu mengintegrasikan data dari beragam sistem bisnis, melakukan analisis level tinggi, dan menyuguhkan data siap guna dalam tampilan peta yang dinamis.

Solusi ini menyuguhkan data dengan visualisasi akurat dan sangat jelas, misalnya data lokasi dan demografi pelanggan, tren pasar, dan lokasi perangkat seperti Optical Distribution Points (ODP). Dengan demikian, para pengambil keputusan di perusahaan memiliki informasi yang jauh lebih jelas mengenai distribusi pelanggan dan luas cakupan layanan jaringan mereka.

Informasi yang dihasilkan dari teknologi ini membantu perusahaan menentukan lokasi-lokasi strategis untuk menginstal ODP mereka, yaitu di wilayah yang memiliki konsentrasi pelanggan telekomunikasi yang tinggi. Dengan demikian, di area terkonsentrasi tersebut Telkom dapat memfokuskan layanan kualitas tinggi untuk produk sambungan telepon, komunikasi internet, dan layanan TV berbayar milik mereka.

“Baik untuk merespon pertanyaan dari pelanggan, meningkatkan cakupan layanan data, atau meluncurkan produk dan layanan terbaru — lokasi adalah inti dari rangkaian kegiatan yang dilakukan industri telekomunikasi. Oleh karenanya, informasi yang berkenaan dengan lokasi sangat penting dalam setiap aspek pengambilan keputusan,” ujar CEO Esri Indonesia, A. Istamar.

“Saat ini, industri telekomunikasi sedang mengalami lonjakan pertumbuhan data. Berhubung perusahaan menggunakan sejumlah perangkat yang berbeda untuk membantu proses pengambilan keputusan, kebutuhan akan data yang dapat ditampilkan dalam bentuk pemetaan terus tumbuh. Sayangnya, dari perangkat Business Intelligence yang tersedia, yang dimanfaatkan untuk memproses dan menganalisis data semacam ini seringkali sulit dioperasikan. Sehingga tidak jarang kita menemukan hasil data yang disuguhkan dalam bentuk peta statis yang tidak dapat digali lebih lanjut oleh pengguna,” jelas Istamar.

“Dengan teknologi analisis berbasis lokasi, perusahaan-perusahaan telekomunikasi memiliki kemampuan unik untuk menggali keluar hubungan, pola, dan tren yang selama ini terkubur oleh gempuran umpan (feed) media sosial, selain laporan-laporan dan grafik statis. Dengan teknologi ini, para pengambil keputusan dapat secara akurat menentukan potensi pasar, dan memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai risiko dan peluang yang ada.”

Beberapa perusahaan global terkemuka, seperti Petronas, Starbucks, Wendy’s, Pertamina EP dan Bank of America, juga menggunakan teknologi ini untuk menumbuhkan basis pelanggan dan meningkatkan profitabilitas usaha mereka.

“Dengan Telkom yang kini juga mendayagunakan teknologi yang terbukti menggerakkan perusahaan-perusahaan terbaik di dunia ini, tim implementasi yakin mereka dapat memaksimalkan teknologi ini dan membawa layanan dan kinerja bisnis Telkom ke level selanjutnya,” ujar Istamar.


Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Suriati | Marketing Executive

Esri Indonesia
Menara 165 6th Floor Jl. TB Simatupang Kav. 1 Jakarta Selatan, 12560 | Indonesia
T +62 2129406355 | F +62 2129406356 | esriindonesia.co.id
LinkedIn: Esri Indonesia https://www.linkedin.com/company/esri-indonesia?trk=top_nav_home
Facebook: Esri Indonesia<https://www.facebook.com/esriid/>
Twitter: @esriindonesia <https://twitter.com/esriindonesia>

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2016