"Berdasarkan early warning (peringatan dini) yang dikeluarkan BMKG Pusat, hujan lebat disertai petir dan angin kencang tersebut tidak hanya berpotensi terjadi di Jateng, juga di wilayah lain yang berada di selatan ekuator," katanya di Cilacap, Kamis.
Terkait hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan jalan licin.
Selain itu, kata dia, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, serta masyarakat yang berlibur ke wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan selatan Jateng atau Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan Nusa Tenggara Barat dan Laut Arafuru bagian timur.
"Tinggi gelombang di wilayah perairan tersebut berpeluang mencapai 2,5-4 meter," jelasnya.
Lebih lanjut mengenai kondisi cuaca di Jateng bagian selatan khususnya eks Keresidenan Banyumas, Teguh memrakirakan intensitas hujan di wilayah tersebut selama bulan Oktober masih tinggi.
Bahkan, kata dia, intensitas hujan pada bulan Oktober 2016 diprakirakan di atas normal karena musim hujan tahun 2016-2017 masih dipengaruhi La Nina.
"Khusus untuk Cilacap, curah hujan bulan Oktober pada kondisi normal hanya 386 milimeter namun berdasarkan pantauan sejak tanggal 1 hingga tanggal 6 dini hari tadi sudah mencapai 97,6 milimeter. Sementara pada bulan Oktober 2015 tidak ada hujan akibat pengaruh El Nino," katanya.
Ia mengatakan curah hujan pada bulan September 2016 juga sangat tinggi karena mencapai 596 milimeter sedangkan dalam kondisi normal hanya 270 milimeter dan pada bulan September 2015 tidak ada hujan akibat pengaruh El Nino.
Terkait puncak musim hujan di Kabupaten Cilacap, dia memrakirakan hal itu akan terjadi pada bulan November 2016 hingga Januari 2017.
"Puncak musim hujan untuk wilayah selatan-timur Cilacap pada bulan November, wilayah tengah pada bulan Desember, dan wilayah barat-utara pada bulan Januari," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016