Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan Simposium Internasional Kehidupan Keagamaan dapat memperluas jaringan dalam mengembangkan pengetahuan tentang keragaman di tengah masyarakat.
"Jaringan ini dapat turut memperluas semangat harmoni dalam keberagaman agama di berbagai penjuru dunia," kata Amin dalam sambutannya di acara pembukaan Simposium Internasional Kehidupan Keagamaan di Jakarta, Rabu.
Amin yang mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutan tersebut berharap hadirin peserta simposium antarnegara itu dapat memberi kontribusi untuk masukan Kemenag dalam mewujudkan visi Presiden Joko Widodo dalam memperteguh kebhinekaan Indonesia.
Untuk itu, dia berharap perserta simposium antarnegara yang terdiri dari peneliti, akademisi dan aktivis sosial dapat memberi masukan bagi pemerintah terkait banyaknya persoalan keagamaan.
Simposium internasional itu digelar di Jakarta pada 5-7 Oktober 2016 dan diikuti peserta dari 20 negara seperti Australia, India, Singapura, Malaysia, Kamboja, Taiwan, Mesir, Amerika Serikat dan lainnya.
Amin mengatakan Indonesia semakin terbuka terhadap keragaman. Terlebih, Indonesia sejatinya menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya.
Kendati kebebasan dijamin, lanjut dia, tetapi tetap ada batas yaitu kerangka menjaga harmoni di Indonesia. Artinya, kebebasan beragama harus mengedepankan keselarasan dan menghindari terciptanya perselisihan atau konflik intern dan antarumat beragama.
Untuk itu, kata dia, kehadiran pemerintah di tengah masyarakat tidak untuk mencampuri aktivitas beragama warganya. Akan tetapi, pemerintah memposisikan diri untuk mendorong masyarakat agar berkontribusi dalam merawat keberagaman dan menjaga harmoni.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016