Terlebih lagi, daerah terdampak banjir kerap berpindah-pindah di sejumlah kawasan termasuk Kemang, Trunojoyo bahkan hingga Kasablanka.
"Kami juga sedang bingung kenapa tiba-tiba Kemang banjir melulu, memang karena dia lembah jadi sumbat sedikit gampang. Tapi 2-3 tahun yang lalu pun Kemang sudah enggak pernah banjir, kami beresin," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu.
Padahal menurut Ahok secara logika air mengalir dari kawasan Selatan Jakarta menuju Utara dan selama tidak terjadi rob tinggi di wilayah Utara, ia berani menjamin tidak akan ada banjir, kalaupun terjadi akan cepat surut.
"Kalau Kemang banjir oke kemarin kami atasi, kayak kemarin alasan pompa rusak, drainase tersumbat, Kasablanka enggak pernah banjir tiba-tiba ada potongan ban masuk dan menyumbat. Nah ini yang kita cari nih. Aneh," kata Ahok.
"Anda merasa aneh enggak pindah-pindah banjirnya di Selatan? Trunojoyo tenggelam, tidak pernah tenggelam dia," katanya menambahkan.
Ahok bahkan mengingatkan bahwa Kemang sekitar tiga tahun lalu sudah tidak ada masalah.
"Bukan beres gimana, waktu dulu kami baru masuk, Kemang sudah pernah kami normalisasi sedikit loh waktu itu. Nah kami teruskan, kenapa berhenti karena kami pikir oke yang penting Selatan Utara beres salurannya, tidak usah dipaksa karena terlalu padat," katanya.
"Jadi kejadian kemarin enam rumah yang jebol, rumah kosong. Sudah kami kerjakan," ujarnya menambahkan.
Kawasan Kemang pada pengujung Agustus lalu sempat terendam banjir hingga ruas Jalan Kemang Raya tidak bisa dilintasi.
Air setinggi 30 cm kembali menggenangi Jalan Kemang Raya setelah hujan deras yang melanda sebagian besar wilayah Jakarta pada Selasa (4/10) siang, yang juga mengakibatkan genangan air setinggi 40-50 cm di kawasan Taman Kemang.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016