"Selama ini tenaga kerja atau kru kapal pesiar masih belum mendapat perhatian serius dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja. Padahal, kru kapal pesiar menyumbangkan devisa relatif besar," kata Ariyanto di Yogyakarta, Selasa.
Di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Sun Marino, Ariyanto mengatakan pemerintah diharapkan memberikan prioritas dan memproyeksikan tenaga kerja luar negeri sebagai kru kapal pesiar seperti di negara India dan Filipina.
Di dua negara tersebut dukungan terhadap kru kapal pesiar sangat besar dengan memfasilitasi dan memberi kemudahan bagi warganya yang ingin menjadi kru. Kru kapal pesiar mendapat prioritas karena mampu menyumbangkan devisa terbesar bagi negaranya.
"Kami berharap pemerintah Indonesia dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat yang akan bekerja di kapal pesiar dan memberikan dana talangan bagi masyarakat yang ingin menjadi kru karena selama ini dana menjadi kendala utama," katanya.
Selain itu juga memberikan kemudahan izin lembaga pendidikan dan pelatihan kru kapal pesiar dengan memudahkan birokrasinya karena sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut dia, peluang kerja menjadi kru kapal pesiar sangat besar, dan setiap tahun terus bertambah seiring berkembangnya jumlah kapal pesiar internasional. Peluang kerja kru kapal pesiar mencapai 16.000 orang per tahun untuk satu perusahaan kapal pesiar.
Perusahaan kapal pesiar internasional jumlahnya mencapai puluhan dan masing-masing perusahaan minimal memiliki belasan kapal pesiar. Hal ini merupakan peluang bagus dan bisa menjadi solusi alternatif mengatasi pengangguran dan mengentaskan warga miskin.
"Kru itu tenaga profesional, terampil, ahli, dan mendapat penghargaan lebih dibanding TKI biasa, baik dari segi gaji, perlindungan hukum, jenjang karir, dan fasilitas lain seperti asuransi," katanya.
Ia mengatakan rakernas itu bertujuan menyamakan visi dan misi untuk menangkap peluang kerja yang dibutuhkan pasar untuk membantu mengatasi pengangguran dan mengentaskan warga miskin.
"Sun Marino Indonesia adalah diklat hotel dan kapal pesiar internasional yang menerapkan sistem program tercepat dengan hasil maksimal. Kami berpengalaman mengelola lembaga lebih dari 10 tahun sehingga dapat menciptakan program sesuai kebutuhan lapangan kerja," kata Ariyanto.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016