"Jangan mudah percaya pada hal-hal yang tidak rasional," kata Zulkifli di kantornya di Kompleks Gedung Parlemen, Selasa (4/10).
Ia meminta masyarakat untuk tidak percaya pada hal-hal yang terjadi secara cepat namun tidak melalui proses yang benar, seperti penggandaan uang.
"Kalau sudah begitu tanya ke tokoh masyarakat, tokoh agama, pemimpinnya. Klo sudah aneh-aneh laporkan pada yang terdekat," kata Zulkifli.
Ribuan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Probolinggo pimpinan Taat Pribadi, mulai meninggalkan tenda-tenda padepokan di Dusun Cangkelek, Desa Wangkal, Gading, Probolinggo itu, Senin (3/10).
Menurut Camat Gading, Slamet Hariyanto, ada 86 orang yang masih bertahan dari 3.119 pengikut padepokan tersebut.
Taat Pribadi ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam perencanaan pembunuhan terhadap dua santrinya, yakni Abdul Gani dan Ismail Hidayat.
Dalam pembunuhan itu, Taat Pribadi disangka telah memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail, karena kedua santrinya itu berencana membongkar mengenai penggandaan uang yang dilakukan sang guru.
Selain itu, Taat Pribadi juga terindikasi kasus penipuan dengan modus mampu menggandakan uang dengan jumlah korban hingga ribuan orang.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016