"Awalnya data pengungsi korban banjir 2.525, setelah didata kembali menjadi 1.112 jiwa," kata Iman saat rapat koordinasi penanggulangan bencana di Garut, Senin.
Ia menuturkan bencana banjir bandang akibat luapan Sungai Cimanuk, Selasa (20/9) menyebabkan pemukiman rumah penduduk terendam.
Ribuan warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Cimanuk, kata dia, semuanya mengungsi meninggalkan kondisi rumah yang terendam dan terbawa hanyut banjir.
"Petugas saat itu langsung mememeriksa daerah yang terdampak dan melakukan pendataan warga yang mengungsi, hasilnya ada 2.525 jiwa," katanya.
Iman menyampaikan tim pendataan terus melakukan verifikasi jumlah pengungsi untuk dijadikan data persiapan penanggulangan korban banjir.
Hasilnya, lanjut dia, mereka yang terdata sebelumnya hanya menyewa atau tak memiliki rumah, kemudian kembali pulang ke keluarganya.
"Banyak pengungsi yang awalnya menyewa rumah atau tak memiliki rumah, mereka saat ini ada yang sudah pulang ke keluarganya," katanya.
Ia menambahkan data faktual pengungsi korban banjir itu akan dijadikan acuan bagi pemerintah untuk mempersiapkan relokasi.
Pemerintah, lanjut dia, telah menyiapkan tempat hunian sementara yang layak bagi korban banjir yakni di gedung pemerintahan, dan Asrama Musadaddiyah.
"Huntara (hunian sementara) ini diusulkan ada tempat belajar, ruang keluarga, dan kebutuhan batin, ini yang coba disiapkan," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016