Taliban menggunakan rumah-rumah warga sipil sebagai tempat berlindung,

Kunduz (ANTARA News) - Geriliyawan Taliban melancarkan serangan ke Kunduz pada Senin, memicu pertempuran sengit dan memaksa warga bersembunyi di rumah mereka.

Helikopter pemerintah menargetkan orang-orang bersenjata dari udara untuk menangkis serangan, sehari sebelum Presiden Ashraf Ghani akan bertemu para negara adidaya di sebuah konferensi donor di Brussel.

"Kami sangat lapar dan kami tidak memiliki akses untuk mendapatkan makanan saat ini. Kota sepi, toko-toko tutup... Seluruh kota dikepung Taliban," kata penduduk Kunduz, Abdullah (28).

"Sejak pagi kami sudah terperangkap di dalam rumah kami, kami tidak bisa keluar membeli roti untuk sarapan."

Mahmood Danish, seorang juru bicara gubernur Kunduz mengatakan kepada AFP, pejuang Taliban mulai menyerang kota mereka dari empat arah pada dini hari.

"Taliban menggunakan rumah-rumah warga sipil sebagai tempat berlindung," katanya, menambahkan ada militan di bagian selatan kota tersebut, termasuk di dekat rumah sakit daerah Kunduz.

Dia mengatakan pasukan pemerintah dikerahkan ke seluruh kota, termasuk di udara, dan berhasil memukul mundur militan dari satu distrik.

Seorang juru bicara Taliban mengatakan gerilyawan menewaskan beberapa tentara dan mencapai kemajuan pesat.

"Pada pagi ini, mujahidin kami melancarkan serangan di Kota Kunduz dari empat arah," kata Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan.

"Kami juga merebut empat pos pemeriksaan polisi yang penting. Saat ini, mujahidin sudah memasuki Seh Darak, Pukhti Maidan dan Speen Zar Chaman di Kota Kunduz."

Serangan terjadi setahun setelah Taliban menyerbu Kunduz, satu-satunya ibu kota provinsi yang jatuh ke tangan mereka sejak mereka digulingkan dari kekuasaan pada 2001.

Kendali pemerintah atas kota tersebut mulai goyah sejak saat itu.

Ghani akan bertemu dengan para pemimpin dunia di Brussels pada Selasa dan Rabu untuk menggalang bantuan keuangan dari komunitas internasional hingga 2020 untuk membangun kembali negaranya yang dilanda perang. (mr)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016