Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta, Kamis sore terpuruk kembali di atas level Rp9.100 menjadi Rp9.108/9.100 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.095/9.110 atau turun 13 poin. Pengamat Pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, mengatakan, merosotnya rupiah hingga di atas Rp9.100 per dolar AS karena Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi dengan membeli rupiah dan melepas dolar AS. BI khawatir apabila rupiah dibawah Rp9.100 per dolar AS, maka mata uang lokal itu akan terus menguat hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS, katanya. Rupiah, lanjutnya sebenarnya berperan kuat untuk menguat namun tertahan oleh aksi intervensi BI, setelah sempat berada di bawah level Rp9.100 dalam tiga hari berturut-turut. Apalagi pemerintah saat ini aktif menerbitkan instrumen surat utang seperti Surat Perbendaharaan Negara, Surat Utang Negara (SUN) dan aktifnya asing bermain di SBI dan Pasar Modal Indonesia yang memicu indeks harga saham gabungan mendekati level 2.000 poin, katanya. BI menahan gerakan rupiah yang cenderung menguat dengan melepas mata uang lokal itu dan membeli dolar AS, ujarnya. Melemahnya rupiah, menurut dia, juga tertekan oleh merosotnya pasar saham regional seperti indeks Nikkei, Jepang turun 0,09 persen dan indeks Kospi, Korea Selatan, 0,1 persen. Merosotnya pasar saham itu, karena pelaku khawatir dengan prospek ekonomi AS yang merupakan pasar potensial produk negara-negara Asia. Apalagi negara paman Sam itu masih khawatir dengan inflasi yang cenderung meningka. Inflasi AS masih membayangi pertumbuhan ekonomi negara tersebut, ucapnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007