"Saya berharap para kandidat dan tim kampanye menghentikan kampanye hitam dan SARA karena tidak mendidik," kata Mahyudin dalam pernyataan, di Jakarta, Senin.
Mahyudin menyatakan dukungannya terhadap media sosial dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Selain itu, dia meminta kandidat dan tim kampanye bisa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat DKI.
"Pendidikan politik itu adalah memberikan politik santun. Yaitu politik yang menjual argumentasi-argumentasi tentang pembangunan untuk rakyat Jakarta," katanya.
Ia menegaskan bahwa dengan politik santun itu, tim kampanye kandidat dalam Pilgub DKI Jakarta tidak lagi menggunakan kampanye hitam di media sosial.
Sebagaimana diwartakan, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta mengajak masyarakat Jakarta untuk tetap jernih dalam menentukan pilihan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2017.
Wakil Katib Syuriah PW NU DKI Jakarta, Taufik Damas, di Jakarta, Kamis (29/9), mengatakan, antusias masyarakat menyambut Pilkada Jakarta sangat tinggi, hal itu terlihat dari geliat opini dukung-mendukung sudah sangat ramai di berbagai media massa dan sosial media.
"Tentu ini sangat positif. Masyarakat memang harus melek politik. Dukung-mendukung itu soal biasa, meski waktu kampanye belum dimulai. Saya hanya mengajak masyarakat tetap jernih dalam menentukan pilihan, karena kita memilih orang yang sangat berpengaruh dalam proses demokrasi dan perbaikan kehidupan kita bersama di masa yang akan datang," kata Kiai Muda NU Jakarta ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengharapkan agar Pilkada yang diselenggarakan secara serentak pada 2017 berjalan secara damai dan demokratis.
Pemerintah dalam hal ini juga sekali lagi menegaskan tidak memihak kepada pasangan mana pun dalam gelaran Pilkada, khususnya Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016