Teheran (ANTARA News) - Iran menawarkan pembebasan pajak hingga 13 tahun bagi pelaku bisnis perhotelan dalam KTT pariwisata internasional pada Minggu (02/10), dalam upayanya meningkatkan jumlah pengunjung dan mengubah sistem perhotelan yang usang.
“Semua aktivitas ekonomi terkait… pariwisata akan memperoleh pembebasan pajak 100 persen antara lima hingga 13 tahun tergantung wilayah,” ungkap Wakil Menteri Perekonomian Mohammad Khazaei kepada para pelaku bisnis perhotelan dari 18 negara yang berkumpul di Teheran, seperti dikutip AFP.
Sejak pencabutan sanksi internasional dalam kesepakatan nuklir tahun lalu, pemerintahan Presiden Hassan Rouhani menjadikan pariwisata sebagai prioritas utama untuk membangun kembali perekonomian Iran yang terpuruk.
Jumlah pengunjung sudah melonjak dalam beberapa tahun terakhir berkat pemulihan hubungan negara itu dengan negara-negara lain di dunia, naik dari 2,2 juta setiap tahun pada 2009 menjadi 5,2 juta pada 2015.
Pada 2025, mereka berharap dapat mencapai 20 juta pengunjung per tahun.
Pemerintah berharap akan ada pembangunan 300 hotel baru dalam lima tahun mendatang seiring dengan upaya mereka melakukan perbaikan secara radikal untuk akomodasi wisatanya yang berkualitas rendah.
Proyek pembangunan 170 hotel berbintang empat dan lima sedang dilakukan.
"Kami berusaha secara aktif pada 10 hingga 15 proyek di Iran," kata Christophe Landais, CEO hotel Accor Prancis di Iran.
Accor adalah perusahaan internasional pertama yang membuka hotel setelah kesepakatan nuklir yang bersejarah--dengan dibangunnya hotel Ibis dan Novotel di luar bandara Imam Khomeini di Teheran akhir September.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016