Pekanbaru (ANTARA News) - Ribuan petani plasma sawit di Riau saat ini kesulitan dana untuk peremajaan pohon sawit karena tidak ada bank yang bersedia memberikan kredit jika pola yang diminta adalah "grass period".
"Kami saat ini berniat untuk melakukan
replanting sawit tapi hingga saat ini belum ada bank yang bersedia memberikan dana pinjaman," kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sati Perkebunan inti Rakyat (PIR) Riau Setiyono dalam Musda ke-2 asosiasi tersebut di Pekanbaru, Riau.
Menurut dia, keberatan dari pihak perbankan adalah adanya permintaan dari para petani agar bank memberikan masa tenggang (grass period) selama tiga hingga lima tahun hingga pohon sawit itu sudah bisa memberikan hasil.
Dalam acara yang juga dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, Setiyono juga menyampaikan keluhannya tersebut dan meminta agar menteri bisa memberikan jalan keluar bagi masalah tersebut.
Menegkop UKM sendiri menyatakan akan memfasilitasi pengajuan permodalan yang diajukan petani ke perbankan agar diberi kemudahan dalam hal persyaratan kredit.
"Kementrian Koperasi dan UKM akan menjembatani masalah permodalan yang diajukan petani ke perbankan dalam hal permohonan kredit," katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya akan melakukan pembicaraan intensif dengan pihak perbankan agar petani kelapa sawit tidak mendapat kesulitan dalam hal pendanaan.
"Apalagi sekarang ini Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan sektor perkebunan kelapa sawit," katanya seraya menyebutkan bahwa ada juga program subsidi bunga dari pemerintah untuk petani.
Secara teknis, menteri akan mengkaji seberapa besar dana tersebut diperlukan oleh para petani, dan bagaimana cara pengembaliannya.
Setelah itu, akan dipertemukan langsung dengan pihak perbankan guna mencegah diberikannya persyaratan yang sulit dalam hal perolehan kredit.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007