Ancaman-ancaman ini termasuk Islam radikal yang menyebar di seantero Afrika Utara dan Timur Tengah setelah apa yang disebut 'Arab Spring'Jakarta (ANTARA News) - Jika calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, terpilih sebagai presiden AS, dia akan membuka babak baru hubungan dengan Rusia, namun ini akan tergantung kepada kesiapan Moskow untuk berlaku sebagai pemain yang bertanggung jawab di arena internasional, kata penasihat kebijakan luar negeri Trump, George Papadopoulos, kepada kantor berita Rusia Interfax.
Mengingat tingkat kesalingpercayaan yang rendah antara kedua negara, ketegangan di Baltik dan konflik di Ukraina serta Suriah, maka Rusia dan AS mesti segera mencampakkan retorika dan menghadapi bersama ancaman-ancaman, kata Papadopoulos.
"Ancaman-ancaman ini termasuk Islam radikal yang menyebar di seantero Afrika Utara dan Timur Tengah setelah apa yang disebut 'Arab Spring'," sambung Papadopoulos.
Menurut dia, membendung ancaman bersama Islam radikal bisa mempersatukan upaya-upaya Uni Eropa, NATO, AS dan Rusia.
Dia juga mengatakan sanksi AS kepada Rusia atas perannya dalam krisis Ukraina telah membuat Rusia mengalihkan perhatian ke China yang dianggap sebagai pasar utama barang-barang, jasa dan energi Rusia.
Papadopoulos mengatakan Barat tidak ingin membiarkan Rusia dan China membentuk aliansi gepolitis, sebaliknya Rusia dan AS harus sama-sama melihat China sebagai adidaya baru dan potensi ancaman.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016