Makassar (ANTARA News) - Sebanyak 134 penumpang telah dievakuasi dengan selamat setelah pesawat Boeing 737-400 Garuda Indonesia yang mereka tumpangi melakukan pendaratan darurat di Bandara Hasanuddin Makassar, Kamis siang, akibat gangguan pada roda pendarat sebelah kiri. Kepala Humas PT Angkasa Pura I Bandara Hasanuddin, Yan Daulima, mengatakan pilot Andi Nasai dan tujuh orang awak pesawat dengan nomor penerbangan GIA 602 itu juga selamat tanpa cidera. Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor registrasi PK-GWK tersebut mengalami pecah ban pada salah satu roda pendarat sebelah kiri saat hendak mendarat di Bandara Hasanuddin Makassar dalam penerbangan Jakarta-Makassar-Manado. Meski demikian, kapten pilot Adi Nasai akhirnya mampu mendaratkan pesawatnya dengan mulus di landas pacu 31 sekitar pukul 12.04 Wita, dengan mendapat pengawalan sejumlah mobil pemadam kebakaran. "Protapnya memang sudah begitu. Ketika pihak bandara mendapatkan informasi tentang adanya pesawat yang bermasalah sebelum landing, kita telah menyiapkan beberapa mobil pemadam kebakaran untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Yan. Ia juga menyebutkan bahwa landas pacu Bandara Hasanuddin ditutup selama sekitar 30 menit akibat insiden itu, namun tidak ada pesawat yang tertunda atau dialihkan pendaratannya. "Semua aktivitas di Bandara Hasanuddin Makassar berjalan cukup normal karena pesawat tersebut ternyata akhirnya mampu mendarat dengan mulus," ujarnya dengan menambahkan bahwa pesawat itu kini diparkir di apron TNI AU untuk menjalani pemeriksaan. Pihak Garuda Indonesia Makassar hingga saat ini memberikan keterangan mengenai kejadian tersebut. Sementara itu, seorang penumpang Garuda yang enggan disebut namanya mengaku bahwa terjadi kepanikan penumpang di udara setelah pramugari menginformasikan bahwa pesawat mengalami gangguan pada roda pendarat. "Saya sudah panik saat itu, jadi tidak begitu memperhatikan lagi apa yang terjadi sampai pesawat mendarat dengan baik di bandara," ujar seorang ibu yang mengaku tinggal di Makassar itu sambil berlalu dari wartawan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007