Kalau terlambat saya harus tahu alasannya apakah masalah pendanaan, masalah teknis dan lainnya
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan terus memantau kemajuan Proyek "mass rapid transit" (MRT) Jakarta dan Kereta Api Ringan (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).
"Perkembangan-perkembangan seperti ini yang terus saya ikuti, saya terus ke lapangan dan jangan sampai terlambat," kata Presiden Jokowi saat meninjau Rencana Stasiun Bawah Tanah MRT Dukuh Atas Jakarta, Jumat.
Presiden mengatakan kalaupun ada keterlambatan pengerjaan proyek-proyek transportasi massal itu, dirinya harus mengetahui alasannya.
"Kalau terlambat saya harus tahu alasannya apakah masalah pendanaan, masalah teknis dan lainnya," katanya saat peninjauan yang diikuti Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Khusus Proyek MRT, Presiden menyatakan selalu memantau dari bulan ke bulan.
"Hari ini saya ingin lihat langsung Stasiun Dukuh Atas ini, ini nanti tiga lantai," ujar Jokowi saat berada di lantai paling bawah stasiun itu.
Ia menyebutkan terowongan MRT juga sudah tembus sehingga ia memperkirakan pada 2019 proyek dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI akan selesai.
"Panjangnya kurang lebih 15,7 km, kalau ini selesai perjalanan bisa ditempuh di bawah 30 menit, sangat cepat sekali," tuturnya.
Sementara untuk Proyek LRT, Jokowi mengatakan progresnya juga sangat cepat dan diharapkan 2018 sudah tersambung di Cawang dan sudah dimulai pembangunan LRT di Jakarta mulai Oktober 2016.
"Di Jakarta, sekarang sudah pada posisi pembersihan lahan atau land clearing," ucapnya.
Sementara itu Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk Ki Syahgolang Permata menjelaskan perkembangan LRT Jabodebek progres pembangunan LRT telah memasuki pengerjaan struktur pada Lintas Pelayanan 1 Cawang-Cibubur (14,5 km) dan Lintas Pelayanan 3 Cawang Bekasi Timur (18,5 km), serta Lintas Pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas (10,5 km) dalam tahap persiapan.
Untuk Lintas Pelayanan 1 dan 3 sudah dalam tahap pengerjaan pondasi, "pier", "pier Head" dan "U-Shaped Girder".
Untuk Lintas Pelayanan 2 memasuki tahapan detil desain dan koordinasi Dinas terkait Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Saat ini kemajuan pekerjaan konstruksi Lintas Pelayanan 1 mencapai kurang lebih 15 persen, sedangkan untuk kemajuan pekerjaan Jalur Layang Lintas Pelayanan 3 kurang lebih mencapai 6 persen.
Total pendapatan usaha Adhi Karya dari pelaksanaan penugasan tersebut sampai dengan bulan Agustus 2016 adalah sebesar Rp936,8 miliar.
Hingga saat ini pelaksanakan pengerjaan pembangunan prasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit menggunakan dana PMN (Penyertaan Modal Negara) sebesar Rp1,4 triliun.
Sesuai dengan Perpres Nomor 65 Tahun 2016 disebutkan bahwa Pemerintah melakukan pembayaran atas pengalihan prasarana untuk setiap tahapan pembangunan pada setiap Lintas Pelayanan yang telah selesai dibangun oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Selain itu disebutkan juga bahwa dalam rangka pembayaran, Menteri Perhubungan mengalokasikan anggaran dalam Anggaran Belanja Kementerian Perhubungan.
Untuk mendukung percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi ini terdapat beberapa opsi pendanaan antara lain melalui APBN, Bank Sindikasi, obligasi dan skema pembiayaan lainnya.
Pewarta: Agus Salim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016