Paris (ANTARA News) - Para pemimpin dunia bereaksi keras terhadap horor yang dipertunjukkan dalam serangan bom bunuh diri ganda di Aljiers yang diklaim dilakukan oleh kelompok Al-Qaeda, yang menewaskan sedikitnya 23 orang dan melukai 160 orang lainnya, Rabu. Sekjen PBB Ban Ki-moon "mengutuk keras teroris yang melakukan pemboman yang terjadi pada hari ini di Aljier," kata wakil jurubicara PBB, Marie Okabe, dalam penjelasan pers. Ban "percaya bahwa ini adalah insiden tercela, dan terakhir dari serangkaian serangan yang sama di wilayah Magribi secara keseluruhan. Insiden ini menunjukkan perlunya ada aksi internasional melawan terorisme yang berdampak merusak fungsi normal kemasyarakatan dan mengganggu kehidupan masyarakat," katanya dalam pernyataan, seperti dilansir AFP. Di Washington, baik Gedung Putih maupun Departemen Luar Negeri mengutuk serangan tersebut. "Ini adalah aksi mengerikan yang tak pandang bulu, yang menewaskan para anggota petugas keamanan dan masyarakat sipil," kata jurubicara Departemen Luar Negeri, Sean McCormack. "Amerika Serikat mengutuk serangan teroris ini," tambahnya. Jurubicara Gedung Putih, Dana Perino, mengatakan bahwa pemerintah AS siap bekerjasama dengan mitrakerja di Marokko dan Aljier. "Kami berdiri dengan mereka jika mereka berupaya mengungkap kasus ini atau mendorong bagi dilakukannya serangan-serangan tersebut," katanya. Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan 'dukacita dan kemarahannya' dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh Kremlin. "Ini adalah aksi kejahatan terorisme yang sekali lagi membenarkan bahwa terorisme tidak memandang suku atau identitas keagamaan. Terrorisme adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat internasional saat ini," katanya menambahkan. Di Timur Tengah, Sekjen Liga Arab, Amir Mussa, juga mengutuk serangan itu. Kerajaan Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar juga mengutuk serangan-serangan dalam pernyataan-pernyataan terpisah. Di Brussels, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Javier Solana mengatakan: "Saya mengutuk keras serangan berdarah yang dilakukan hari ini di Aljier, yang menyebabkan sejumlah besar korban. "Ini adalah tindakan yang menjijikkan dan pengecut," katanya, seraya menyampaikan dukacita kepada para keluarga korban. Presiden Prancis, Jacques Chirac juga mengutuk apa yang dia sebut sebagai `serangan-serangan yang mengerikan` di dalam pesan solidaritasnya kepada Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika. Aljazair hingga 1962 adalah koloni Prancis. Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol, Jose Luis Rodriguez Zapatero, mengatakan dalam telegram kepada Bouteflika, bahwa dia `sangat tergetar oleh berita-berita mengerikan dari tragedi serangan teroris yang terjadi hari ini di Aljier.` Dia menambahkan: "Saya ingin menyampaikan atas nama pribadi dan pemerintah Spanyol, solidaritas saya dan kutukan keras atas serangan tersebut.` Sebanyak 29 orang sebagian besar terdiri warga Marokko menghadapi sidang pengadilan di Spanyol atas kasus 11 Maret 2004, pemboman kereta api di Madrid yang menewaskan 191 orang dan mencederai ratusan orang lainnya, di negara yang rusuh karena serangan teroris itu. (*)

Copyright © ANTARA 2007