Jakarta (ANTARA News) - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku akan melanjutkan program gubernur sebelumnya termasuk dalam mengatasi kemacetan di Jakarta.
"Bukan bikin baru, yang sudah ada saja dibikin 100 persen terlaksana," ujar dia seusai menghadiri sebuah diskusi, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis. "Jarang sekali program yang satu gubernur, Pak Basuki (Ahok) menjadi gubernur baru dua tahun. Dua tahun sebelumnya Pak Jokowi. Lima tahun sebelumnya Pak Fauzi Bowo," imbuh Anies.
Tanpa secara spesifik menyebut program mana yang dimaksud, dia menginginkan adanya kesinambungan kongkrit, khususnya program-program yang positif. "Saya ingin kesinambungan. Konkret untuk kesinambungan. Semua yang baik akan kita teruskan dan kembangkan," tutur Anies.
Sebelumnya, pemerintah Daerah DKI Jakarta telah mengupayakan berbagai cara mengatasi kemacetan di Jakarta, di antaranya pengoperasian Transjakarta dan ide mengenai monorel di 2004 (era Gubernur Sutiyoso).
Lalu, jalan layang non tol Casablanca-Tanah Abang di 2013 (era Gubernur Joko Widodo), program pembatasan jumlah penumpang dalam sebuah kendaraan (3in1). Kemudian, pelarangan sepeda motor di sejumlah ruas jalan di Jakarta pada 2015 serta pembatasan jumlah kendaraan di sejumlah ruas jalan menggunakan sistem genap dan ganjil (era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok).
Selain macet, dia juga bertekad menumbuhkan Jakarta sebagai kota yang berbudaya, ruang mengekspresikan baik itu kesenian ataupun lainnya. "Karena, tempat ini punya sejarah panjang.
Di kota-kota lain, tempat yang memiliki sejarah panjang itu mereka kembangkan. Bahkan di Amerika, mereka mencoba membuat sejarah karena enggak punya sejarah. Ini (di Jakarta) malah justru kurang," kata dia. Selain itu, Anies juga akan berfukus pada penyiapan lebih banyak lapangan kerja dan penataan harga-harga kebutuhan pokok.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016