Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta mengajak masyarakat Jakarta untuk tetap jernih dalam menentukan pilihan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2017.
Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta, Taufik Damas, di Jakarta, Kamis, mengatakan antusias masyarakat menyambut Pilkada Jakarta sangat tinggi, hal itu terlihat dari geliat opini dukung-mendukung sudah sangat ramai di berbagai media massa dan sosial media.
Pilkada DKI Jakarta resmi akan diramaikan oleh tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana dan Anies Basweda-Sandiaga Uno.
"Tentu ini sangat positif. Masyarakat memang harus melek politik. Dukung-mendukung itu soal biasa, meski waktu kampanye belum dimulai. Saya hanya mengajak masyarakat tetap jernih dalam menentukan pilihan, karena kita memilih orang yang sangat berpengaruh dalam proses demokrasi dan perbaikan kehidupan kita bersama di masa yang akan datang," kata Kiai Muda NU Jakarta ini.
Menurut Taufik, ketiga pasangan calon (paslon) sama-sama baik, hanya ia menegaskan bahwa Ahok masih yang terbaik karena telah teruji.
"Ya, benar. Tiga paslon baik semua. Tapi saya melihat Ahok masih yang terbaik. Ahok sudah terbukti. Dia tegas, bernyali dan kerjanya cepat. Saya lihat Ahok itu tulus banget dalam bekerja. Dia enggak peduli dengan opini tidak populis, karena yang penting adalah kerja untuk kebaikan Ibu Kota dan warganya. Ini luar biasa," jelas Alumnus Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini.
Taufik tak menampik bahwa tiga paslon memiliki kelebihan masing-masing. Namun, Taufik menegaskan kelebihan fundamental yang ada pada Ahok yang harus dipahami oleh masyarakat.
"Kelebihan fundamental yang ada pada Ahok adalah ketegasan dan keberaniannya melawan penyimpangan. Dia tak peduli berhadapan dengan mafia. Semua harus berjalan sesuai aturan yang benar. Belum lagi soal integritas dan semangat transparansi. Dengan demikian, akan banyak uang negara yang dapat diselamatkan. Uang negara itu akan digunakan sesuai aturan dasar kenegaraan, yaitu sebesar-besarnya untuk kemaslahatan masyarakat dalam bentuk berbagai program. Ini yang harus dipahami oleh masyarakat secara jernih," tegasnya.
Ketika ditanya, apakah calon yang lain mampu menjadi seperti Ahok, Taufik menjawab seharusnya mampu, karena prinsip-prinsip kepemimpinan yang ada pada Ahok itulah yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Calon yang lain saya kira memiliki kemampuan seperti itu, dan memang seharusnya seperti itu. Tapi kan belum terbukti dan teruji. Misalnya Anies Baswedan. Dia santun, intelektual, tutur-katanya bagus, Tapi jadi gubernur tak cukup hanya itu. Begitu juga Agus Harimurti; muda, tentara, dan santun. Tapi sama juga belum terbukti kemampuannya mengurus Jakarta," begitu Taufik menggambarkan.
Menurut Taufik, soal kesantunan itu penting, tapi dia berharap masyarakat jangan berpikir terlalu sederhana dalam hal ini.
"Kesantunan itu sangat penting. Tapi masyarakat jangan menyederhanakan persoalan. Jangan berpikir bahwa dengan kesantunan soal kepemimpinan menjadi baik semua. Ya belum tentu. Apalagi banyak kesantunan yang menipu. Santun tapi korupsi. Capek kita. Memimpin Jakarta ini memang harus marah. Kalau tidak marah, berarti tidak kerja. Soal gaya marah, itu tergantung tabiat masing-masing individu, dan tidak ada yang salah dengan tabiat lahiriah setiap orang," ujarnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016