Siapa saja yang jadi korban, masih diinventarisir satu per satuJakarta (ANTARA News) - Polri masih menginventarisir orang-orang yang menjadi korban dalam kasus penipuan bermodus penggandaan uang yang dilakukan Kanjeng Dimas Taat Pribadi.
"Siapa saja yang jadi korban, masih diinventarisir satu per satu. Jadi kami belum mengetahui persis background (latar belakang) para korban," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis.
Selain itu Polri juga belum bisa memastikan besaran nilai kerugian yang diderita para korban akibat praktik penipuan Taat Pribadi.
"Yang jelas nilainya miliaran. Saya tidak bisa berspekulasi. Ada yang setor puluhan juta sampai ratusan juta. Harus diinvestarisasi dulu," katanya.
Sebelumnya pada Kamis (22/9), Polda Jatim menggerebek Padepokan Kanjeng Dimas dan menangkap pimpinannya, Kanjeng Dimas Taat Pribadi.
Taat Pribadi ditangkap berdasarkan laporan polisi di Probolinggo pada 6 Juli 2016, atas dugaan keterlibatan dalam perencanaan pembunuhan terhadap dua santrinya yakni Abdul Gani dan Ismail.
Dalam pembunuhan itu, tersangka Taat Pribadi memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail, karena kedua santrinya itu berencana membongkar praktik penggandaan uang yang dilakukan sang guru.
Selain itu, Taat Pribadi juga diduga melakukan penipuan dengan modus mampu menggandakan uang dengan jumlah korban hingga ribuan orang.
Dalam penyidikan kasus tersebut, telah ditetapkan 10 orang tersangka.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016