Baghdad/Albuquerque (ANTARA News) - Amerika Serikat akan mengirim sekitar 600 tentara tambahan ke Irak untuk membantu pasukan lokal merebut kembali kota Mosul dari kelompok bersenjata ISIS, demikian pejabat kedua negara menyatakan pada Rabu.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan bahwa pihaknya telah meminta pelatih dan penasihat tambahan dari Amerika Serikat. Sementara itu Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebut pengiriman tentara tambahan sebagai "keputusan yang suram."
"Saya sangat berhati-hati saat mengirim tentara ke medan perang. Mereka berisiko tidak akan kembali lagi ke Amerika Serikat," kata Obama di Virginia.
Tentara-tentara itu akan melatih dan memberi masukan bagi pasukan militer Irak dan milisi peshmerga Kurdi dalam pertempuran di Mosul. Mereka juga akan "melindungi wilayah yang sudah dibebaskan di Irak," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter.
Sebagian dari tentara baru akan ditempatkan di pangkalan udara Qayara, sekitar 60 km dari Mosul, kata Carter. Pasukan pemerintah Irak membebaskan tempat tersebut dari ISIS pada Juli dan memfungsikannya sebagai pusat logistik untuk mempersiapkan serangan lanjutan ke arah utara.
Sementara yang lain akan ditempatkan di pangkalan udara Ain al Asad di bagian barat Irak. Ratusan tentara Amerika Serikat sudah sejak lama berada di sana untuk melatih angkatan bersenjata Irak.
Carter menolak mengungkap lokasi penempatan tentara. Meski demikian, dia menyatakan bahwa beberapa tentara akan membantu upaya pengumpulan informasi intelijen, terutama terkait rencana ISIS menggelar serangan di luar wilayah yang mereka kuasai.
"Kami siap membantu pasukan Irak untuk mengkonsolidasikan semua wilayah di negara tersebut," kata Carter.
"Mosul akan menjadi kota besar terakhir yang harus dibebaskan. Namun mereka juga harus memperkuat penguasaan di semua bagian kota tersebut," kata dia.
Mosul adalah ibu kota de facto ISIS di Irak.
Sementara itu di Washington, juru bicara Pentagon Jeff Davis menyatakan akan segera mengirim tentara tambahan dalam beberapa pekan mendatang.
Secara keseluruhan, tiga tentara Amerika Serikat telah tewas di medan pertempuran sejak negara tersebut menyatakan perang melawan ISIS.
Amerika Serikat saat ini menempatkan 4.565 tentara di Irak yang bertugas melakukan serangan udara, pelatihan, dan bantuan taktik untuk militer Irak, yang pada 2014 lalu sempat dipermalukan oleh ISIS di Mosul.
Pasukan Irak--yang terdiri dari tentara pemerintah, peshmerga, dan milisi Syiah--telah berhasil merebut kembali sekitar setengah dari wilayah yang dikuasai ISIS dalam dua tahun terakhir. Namun Mosul akan menjadi pertempuran terbesar.
Amerika Serikat secara bertahap terus meningkatkan jumlah pasukan mereka di Irak pada tahun ini dan menempatkan mereka lebih dekat ke jalur terdepan pertempuran. Pada Juli lalu, Obama mengirim 560 tentara tambahan sementara tiga bulan sebelumnya memberangkatkan 200 tentara.
Jumlah tentara yang ada pada saat ini masih jauh lebih sedikit dibanding periode invasi untuk menjatuhkan Saddam Hussein yang sempat mencapai angka 170.000 tentara, sebut Reuters.
(G005/M007)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016