"Kita memiliki tanggung jawab moral untuk meningkatkan minat baca. Minat baca harus tinggi, tetapi yang tidak kalah penting adalah daya baca. Minat baca memang tinggi tetapi baca WA grup," ujar dia saat menerima penghargaan kategori Literacy Promotor dari IKAPI di Jakarta, Rabu.
Anies meminta masyarakat tidak sekadar memindai informasi karena membaca berarti menyerap, merenungkan, dan merefleksikan informasi.
Dia menjelaskan, daya tulis akan muncul jika orang benar-benar menyerap apa yang dibaca.
"Jika minat baca tinggi maka produktivitas karya tulis muncul. Daya tulis akan muncul. Kita ingin bangsa Indonesia sebagai bangsa pembelajar, minat bacanya tinggi," kata dia.
Minat baca yang tinggi, imbuh Anies, berpotensi memunculkan karya literatur yang bisa diakui bukan saja di dalam negeri, tetapi di seluruh dunia.
"Minat baca yang tinggi, Insha Allah akan muncul karya literatur yang bukan tuan rumah di dalam negeri, tetapi bisa tampil mempesona di seluruh dunia," tutur dia.
Dalam kesempatan itu, Anies juga mengapresiasi munculnya penggagas-penggagas taman baca di Indonesia, sekalipun tak memiliki tanggung jawab konstitusional.
"Penghargaan ini sebenarnya tanda. Karena di luar sana, ada lebih dari 6.000 taman bacaan, mereka tidak memiliki tanggung jawab konstitusional untuk menyelenggarakan tempat baca. Tetapi mereka memilih melakukannya. Mereka adalah promotor literacy yang sesungguhnya," pungkas Anies.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016