Manila (ANTARA News) - Lebih dari 50 perwira muda hari Rabu dipenjarakan tujuh tahun mengaku bersalah atas kudeta gagal pada 2003 di Filipina, tapi bebas tahun mendatang atas dasar kesepakatan pertukaran pengakuan. Ke-54 perwira itu mengubah pernyataan dari tidak bersalah menjadi bersalah "melakukan tindakan hukum untuk tata tertiba dan disiplin tentara" dalam kesepakatan dengan jaksa selama di mahkamah tentara, Rabu. "Kami memohon pengadilan mempertimbangkan penyerahan diri sukarela mereka, perubahan sukarela dalam pengakuan dan waktu panjang mereka ditahan," kata pengacara mereka, Edgardo Abaya, memohon pada pengadilan itu. Perwira tersebut meminta bahwa sebagai penukar pengakuan akan pelanggaran kecil, mereka terhindar dari tuduhan lebih berat dengan melakukan pemberontakan, yang diancam hukuman seumur hidup. Sesudah mempertimbangkan permintaan itu, pengadilan tersebut menjatuhi mereka hukuman penjara tujuh tahun dan enam bulan, tapi dipotong tiga tahun, karena mereka sudah menjalani masa tahanan selama itu, dan tiga tahun lagi untuk pengakuan bersalah. Sekelompok sekitar 184 tentara, yang sebelumnya ikut pertukaran pengakuan serupa atas yang dinamakan "Pemberontakan Oakwood" di daerah niaga Manila dipenjara hanya dua tahun dan akan dikembalikan ke ketentaraan. Kini tergantung pada Presiden Gloria Arroyo untuk memutuskan apakah ke-54 perwira terhukum Rabu itu dipecat atau kembali pada jabatannya. Tentara pembelot tersebut mengambil-alih gedung apartemen dan hotel Oakwood, yang dihuni pengusaha perumahan dan diplomat, selama satu hari saat menuntut Arroyo dan menteri pertahanannya mundur. Mereka menyerah sesudah diberi ultimatum. Satu di antara pemimpin kelompok itu, Letnan Antonio Trillanes, sekarang mencalonkan diri untuk jabatan di Senat dan berkampanye dari sel penjaranya. Pada sidang sama, pengadilan itu menyetujui pembebasan empat lagi perwira muda sesudah Badan Hukum Khusus Angkatan Darat mengatakan tidak menemukan alasan untuk mendakwa mereka. Tujuh lagi perwira muda tidak ikut dalam kesepakatan pengakuan tersebut. Arroyo ahir Oktober membebaskan 133 tentara pemberontakan gagal 27 Juli itu dan membiarkan 270 perwira lain serta sejumlah tokoh menjalani pemeriksaan di mahkamah tentara, kata istana kepresidenan. Ke-133 tentara itu dibebaskan, karena "mereka dibohongi dan disesatkan untuk bergabung dengan kudeta itu", kata pernyataannya. Beberapa ratus tentara merebut daerah niaga Makati sebelum fajar 27 Juli dan meminta Arroyo dan Menteri Pertahanan Angelo Reyes mundur dengan tuduhan korupsi. Ketika gagal mengumpulkan dukungan umum dan satuan lain tentara, mereka menyerah sekitar 20 jam kemudian. Ke-133 tentara itu termasuk di antara yang ditahan, yang menyarankan pemberhentian kepala staf angkatan bersenjata Jenderal Narciso Abaya, kata Arroyo. Pemberontak di negara kepulauan tersebut dapat dihukum penjara seumur hidup. Sejumlah 94 dari yang didakwa adalah perwira, sementara sisanya didaftar sebagai tentara, kata Abaya. Arroyo menuduh pemberontakan itu bagian dari komplotan lebih besar untuk menggulingkan dan mungkin membunuhnya, yang disetujui kelompok 15 anggota. Jaksa mempelajari bukti untuk mendakwa tersangka dalang komplotan itu, Senator Gregorio Honasan, yang membantah terlibat dalam komplotan tersebut. Perwira resah melancarkan lebih dari selusin upaya kudeta di Filipina sejak Presiden Ferdinand Marcos digulingkan tahun 1986. Sejumlah pelaku serangkaian kup itu menjadi pesohor. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007