Jakarta (ANTARA News) - Jembatan penyeberangan orang (JPO) dijadikan sebagai tempat berjualan bagi sejumlah pedagang, salah satunya di JPO Mall Central Park, Jakarta Barat.
Menurut sejumlah warga yang melintas, keberadaan pedagang memiliki kelebihan tersendiri, salah satunya faktor keamanan.
"Kalau ada pedagang gini, apalagi malam, kita jadi ga terlalu takut karena ramai," kata Isniati, warga Kebon Jeruk, yang ditemui saat menyeberang, Selasa siang.
Ia menilai, JPO yang sepi, rawan terjadinya tindakan kriminal, seperti perampokan atau pelecehan seksual, terutama jembatan yang masih banyak terpasang papan iklan.
"Apalagi barang yang mereka dagangkan memang sering kita butuhkan sehari-hari plus harganya juga murah," kata wanita yang bekerja di APL Tower itu.
Di sepanjang JPO Central Park, memang banyak ditemui pedagan yang menjual berbagai barang seperti tisu, aksesori wanita, aksesori telepon genggam, hingga makanan ringan.
Namun, keberadaan mereka juga dianggap mengganggu bagi sebagian warga, yang dinilai membuat JPO menjadi tidak tertib.
"Terutama di jam-jam sibuk banyak penyeberang, di sini jadi padat karena enggak terlalu luas jembatannya, enggak bisa leluasa jalan," kata warga lain, Sutomo (60).
Dalam aturannya, keberadaan pedagang kaki lima atau pengemis di JPO telah melanggar Peraturan Daerah Nomor 8/2007 tentang Ketertiban Umum.
Pewarta: Try Essra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016