Bengkulu (ANTARA News) - Anggota Komisi II DPR Prof DR Ryaas Rasyid mengimbau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, agar meningkatkan pola kerja anggota Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpinnya. "Saya melihat kinerja kabinet sekarang masih `bolong-bolong` dan banyak kekurangan, karena itu dia harus dapat melakukan perubahan terhadap kabinetnya," kata Ryaas Rasyid di Bengkulu, Rabu. Menurut dia, perubahan itu tidak hanya dengan melakukan pergantian atau resuffle menterinya, tapi bisa dengan cara mengubah cara kerja pembantunya itu biar lebih cepat dan responsif. "Saya berharap, agar para menteri mengurangi kegiatan upacara-upacara, pidato-pidato. Sudah waktunya mereka lebih banyak bekerja," kata Ketua Umum Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan itu. Mengenai resuffle kabinet, menurut dia itu merupakan kewenangan dari presiden. "Masalah resuffle, saya menyerahkan sepenuhnya pada Presiden karena dalam UUD 1945, kewenangan mengangkat dan memberhentikan menteri merupakan hak prerogatif presiden," katanya. Ia menilai, kinerja kabinet saat ini belum fokus dan tidak optimal terutama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi, bahkan pada beberapa kasus justru menciptakan masalah baru. Ia mencontohkan, dalam menanggulangi lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur pemerintah terlihat tidak optimal bahkan terkesan setengah-setengah sehingga bukannya menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah cukup besar. Mantan Meneri Negara Otonomi Daerah itu juga menilai, tindakan pemerintah yang meningkatkan anggaran pada setiap departemen merupakan persoalan karena tidak didukung pemberian motivasi pada para pejabat, agar segera menggunakan anggaran itu. Akibatnya, daya serap penggunaan anggaran pada setiap departemen hanya berkisar 30-40 persen. "Dari menambah anggaran tapi tidak disertai motivasi penggunaannya, lebih baik dana itu digunakan untuk membayar utang," katanya menegaskan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007