Hari Senin sudah masuk, kalau sudah masuk nanti akan ketahuan apa kebutuhannya
Bandung (ANTARA News) - Anak-anak sekolah tingkat SD, SMP dan SMA dan yang sederajat, korban banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat mulai kembali bersekolah dan mengikuti proses belajar-mengajar.
Pantauan di Garut, Senin, anak-anak korban banjir bandang berangkat ke sekolah tanpa pakaian seragam seperti pada umumnya, juga tidak memakai sepatu dan tidak terlihat membawa perlengkapan sekolah.
Kehadiran siswa sekolah korban banjir itu ternyata tidak langsung mengikuti kegiatan belajar mengajar, tetapi harus gotong-royong membersihkan kelas dan bangku dari lumpur.
Seperti di SMPN 3 Tarogong Kidul, para siswa tampak semangat membersihkan lantai, bangku, kursi dan buku-buku yang masih bisa digunakan.
Selain murid, para guru juga sibuk membersihkan lingkungan sekolahnya sebelum dimulainya kegiatan belajar menjagar.
Seorang siswa kelas VII SMPN 3 Tarogong Kidul, Zaki mengatakan baru pertama masuk sekolah sejak kejadian banjir, Selasa (20/9).
Zaki berangkat sekolah dengan kondisi seadanya, tidak memakai seragam sekolah, maupun tas dan sepatu.
"Sudah beberapa hari sekolah diliburkan, sekarang masuk lagi, tapi saya tidak pakai seragam karena kebanjiran," katanya.
Bupati Garut Rudy Gunawan telah menginstruksikan seluruh anak-anak yang berstatus pelajar untuk mulai sekolah, Senin.
Bupati mengatakan seluruh siswa itu dipersilahkan sekolah tanpa memakai seragam resmi, maupun sepatu dan peralatan alat tulis.
Seluruh anak sekolah itu, kata Bupati, akan didata jumlahnya yang menjadi korban banjir berikut mendata kebutuhannya.
"Hari Senin sudah masuk, kalau sudah masuk nanti akan ketahuan apa kebutuhannya," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016