Beberapa waktu lalu pedagang cenderamata sempat mengeluh sepi pembelanja, namun dua hari menjelang final beberapa cabang olahraga di sinit, penjualan cenderamat meningkat tajam 75 persen.
Enjang Faisal (38), pemilik stand cenderamata khas PON, yang biasa menjajakan kaos, jaket, tas dan pernak-pernik lainnya, menyebut saat-saat PON ditutup sebagai harapan para pedagang suvenir.
Angka penjualan pun meningkat tajam selama periode ini.
"Sejak dua hari terakhir angka penjualan meningkat tajam hingga 75 persen setiap harinya. Sebagian besar barang yang diburu kaos, tas dan cenderamata khas PON. Pembeli sebagian besar atlet, ofisial dan hanya beberapa persen dari umum dan mahasiswa," kata Enjang.
Enjang mengaku lima kodi kaos berharga mulai Rp30.0000 dari berbagai model dan ukuran terjual habis setiap hari.
Tak hanya itu, lebih dari 20 buah tas berbagai mereka berharga Rp100 ribu terjual setiap hari.
"Perputaran uang setiap harinya bisa mencapai puluhan juta untuk satu stand, hampir semua stand dipadati pembeli," kata pedagang yang ingin membuka stad kembali di PON XX Papua itu.
Solihin, pedagang boneka Surili khas PON Jawa Barat, merasakan hal sama, menjelang berakhirnya PON.
Angka penjualan Surili meningkat hingga 80 persen dan boneka-boneka ini ditawarkan mulai dari Rp50 ribu sampai Rp150 ribu.
"Kita bisa menjual 25 sampai 30 boneka setiap harinya. Hari ini penjualan meningkat dan semoga sampai hari terakhir terus meningkat," kata Solihin.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016