Tagouri dengan bangga mengenakan hijab, bergaya dengan jins, jaket kulit, dan sepatu Converse.
Seperti dikutip dari news.com.au, gadis berusia 22 tahun itu mengatakan tujuannya adalah menjadi pembawa berita hijaber pertama di televisi komersial AS.
Tagouri adalah produser Newsy, jaringan video berita Amerika yang memproduksi bagian-bagian kecil video berita.
Tagouri percaya pengalaman sebagai muslimah membuat dia menjadi reporter yang lebih baik.
"Jujur, menjadi seorang muslimah berhijab, itu membantuku mendapat kepercayaan (dari subyek wawancara)," kata Tagouri pada Playboy.
"Saya tahu rasanya bagaimana narasi tentang komunitas kami dipelintir dan dieksploitasi di media. Saya seperti, 'Hey, saya tahu rasanya disalahartikan di media. Saya tak akan melakukan itu terhadapmu. Saya akan mennceritakan kisahmu karena penting dan berhak dapat keadilan."
"Sayalah yang pertama tahu ketika ketika orang terberdayakan kembali, mereka jadi sadar bahwa kisah mereka sangat kuat, selanjutnya mereka mulai berbagi. Itu sangat bermanfaat dan bisa membantu mencerahkan atau menolong orang lain."
Tagouri mendapat banyak kebencian dan kritik online, tapi dia "tidak membaca atau memperhatikannya."
"Itu cuma energi negatif dan tidak sehat. Saya memastikan memiliki lingkaran orang-orang hebat di sekitar saya yang tetap menjaga saya rendah hati," katanya.
"Di tempat kerja atau di rumah, orang-orang yang saya anggap sangat penting di lubuk hati menyuarakan kekhawatiran dan kritik mereka, dan sebaliknya saya mempengaruhi mereka."
"Di samping itu, saya melakukan yang terbaik dan tidak mengkhawatirkan orang-orang yang marah karena mereka tak suka baju yang saya kenakan atau ucapkan."
Soal keputusannya mengenakan hijab di televisi, Tagouri mengatakan itu bukan hal berat.
"Itu menguatkan saya," kata Tagouri. "Hijab membantu saya melakukan apa yang ingin saya lakukan," katanya.
"Saya cuma mengenakan selendang di kepala, berita tetap sama," katanya.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016