Delegasi Indonesia akan memamerkan keunggulan Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Batur UNESCO Global Geopark, Geopark Toba, Geopark Rinjani, Gunung Sewu Global Geopark, Geopark Merangin, serta Aspiring Geopark Maros-Pangkep, serta Raja Ampat yang sedang berusaha meraih predikat Geopark Nasional.
Delegasi Indonesia juga mengupayakan peningkatan status Rinjani dari taman bumi nasional menjadi UNESCO Global Geopark di ajang itu.
Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Fatma Puspitasari dalam siaran persnya menyebutkan bahwa delegasi Indonesia di ajang itu meliputi perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral dan Kementerian Pariwisata.
Deputi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Dr Ir Safri Burhanuddin DEA berharap lewat ajang itu status taman-taman bumi nasional Indonesia bisa ditingkatkan menjadi UNESCO Global Geopark.
UNESCO memperkenalkan konsep taman bumi untuk mendorong pelestarian keunikan bentang alam, mendukung komunitas lokal, mempromosikan sains kepada generasi muda, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya lewat wisata ekologi.
Saat ini Indonesia memiliki dua taman bumi dengan status UNESCO Global Geopark yakni Batur dan kalderanya di Bali serta Gunung Sewu yang memiliki kawasan karst dan gua di Jawa Tengah.
Evaluasi penilaian kawasan UNESCO Global Geopark dilakukan setiap empat tahun sekali untuk mengetahui apakah kawasan masih memenuhi standar yang ditetapkan dan dikelola dengan baik.
Konferenci GGN 2016 antara lain akan mengumumkan hasil evaluasi penilaian Batur UNESCO Global Geopark serta penilaian yang menentukan apakah Geopark Nasional Rinjani di Nusa Tenggara Barat bisa naik kelas menjadi Global Geopark.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016