Cilegon (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) memasang satu unit alat deteksi dini gelombang tsunami yang diberi nama Buoy Tsunami Indonesia di Selat Sunda atau Barat Daya Pulau Sumatera tepatnya sekitar 160 mil laut dari Pelabuhan Merak, Banten. "Alat ini pertama kalinya dibuat oleh BPPT sejak Agustus 2006 lalu, dan dipasang untuk pertama kalinya di Selat Sunda selanjutnya akan dipasang di wilayah lain" kata Kepala BPPT Said Djauharsyah Jeni sebelum melepas keberangkatan peralatan dan 32 tim dari BPPT dengan Kapal Baruna Jaya I di Merak, Cilegon, Rabu. Menurut Said, pada tahun 2007 BPPT akan membuat lima unit alat deteksi tsunami tersebut dan enam unit tahun 2008 dengan biaya pembuatan untuk satu unitnya mencapai Rp5 miliar. Sementara itu, Pimpinan Pelaksana Operasional pemasangan deteksi dini tsunami(Tsunami Early Warning System) yang diberi nama "Buoy Tsunami Indonesia", Ridwan Djamaludin mengatakan, alat tersebut terdiri dari dua komponen utama yakni Buoy Tsunami dan Ocean Botom Unit (OBU). Cara kerjanya, jika ada tanda-tanda akan terjadinya gempa seperti permukaan air laut naik, Buoy yang dipasang mengapung diatas permukaan laut akan menerima data atau sinyal dari OBU yang dipasang dikedalaman 2000 meter di dasar laut. "Data yang diterima Bouy dari OBU dipantulkan ke Satelit Inmarsat dan kurang dari lima menit data tersebut akan sampai ke stasiun penerima yang ada di BMG dan BPPT selanjutnya disampaikan kepada masyarakat," kata Ridwan. Sebelum diberangkatkan dengan menggunakan Kapal Baruna Jaya I dari Pelabuhan Indah Kiat Merak menuju Selat Sunda, peralatan deteksi tsunami tersebut terlebih dahulu diuji coba di pelabuhan. Sedang untuk memelihara OBU, dengan menggunakan modem akustik bawah air secara otomatis OBU bisa dimunculkan untuk kemudian dilakukan perbaikan atau penggantian Baterai pada OBU dalam jangka waktu empat atau enam bulan. Perangkat deteksi tsunami dini itu diperkirakan bisa bertahan untuk jangka waktu sepuluh tahun, kata Ridwan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007