Solo (ANTARA News) - Ribuan pengunjung dari berbagai daerah memadati Festival Payung Indonesia (FPI) ke-3 2016 di Taman Balekambang Solo, Sabtu, mereka baik remaja maupun orang dewasa menjadikan tempat itu, ajang pendidikan dan foto "selfie".
Kegiatan FPI selain dihiasi berbagai jenis dan warna warni payung yang kelihatan indah di lokasi Taman Balekambang Kota Solo, juga digelar pameran, workshop, serta pagelaran tari dari berbagai daerah di Indonesia ikut memeriahkan.
Putri (22) salah satu pengunjung dari Wonogiri mengatakan event FPI yang digelar di Balekambang Solo, luar biasa. Lokasi selain dapat untuk berfoto-foto selfie, juga menjadi tempat pendidikan bagi para remaja untuk menambah pengetahuan soal payung.
"Peserta hadir dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga saya menjadi tahu soal payung misalnya dari Lampung atau Juwiring Klaten. Ini, bisa menambah pengtahuan terutama para remaja," kata Putri yang juga mahasiswi Politehnik Kesehatan (Poltekkes) Surakarta.
Desi (22) pengunjung lain asal Sukoharjo dirinya baru pertama pengunjungi kegiatan FPI di Balekambang ini, dan sangat mengagumkan.
"Pengunjung banyak memanfaatkan event ini, untuk foto selfie dan belajar bagaimana cara membuat payung," kata Desi yang mengaku datang ke Balekambang bersama empat temannya.
Heru Prasetya selaku Ketua Panitia penyelenggara FPI Ke-3 Solo, mengatakan event tersebut dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 23-25 September 2016.
Menurut Heru, jumlah pengunjung FPI di Taman Balekambang memang sangat luar biasa, pada tahun ini, lebih berwarna dibanding sebelumnya. Pengunjung FPI rata-rata mencapai 10 ribu lebih per hari.
"Pengnjung jika dibanding tahun sebelumnya hanya sekitar 25 ribu orang dan tahun ini bisa lebih dari 30 ribu pengunjung," kata Heru.
Menurut dia, pengunjung FPI mengalir mulai dari anak-anak hingga dewasa, lintas etnis, dan profesi, mereka bersama-sama ingin merayakan festival payung di Taman Balekambang ini.
Pada FPI tahun ini, kata Heru, memang yang ditampilkan juga semakin beragam, visual, dan petunjukan dipilih yang terbaik di Indonesia. Jadi payung ini, bukan hanya pameran dan workshop saja, tetapi dikreasikan oleh para kreator-kreator.
Oleh karena itu, kata dia, FPI dapat menemuan cara pelestarian dan pengembangan dengan inovatif secara bersama-sama.
"Pengunjung menjadi tempat ini, sebagai ajang selvie, melihat pertunjukan, workshop, pameran, membeli payung dan lainnya. Mereka juga dapat melihat langsung cara pembuat payung dan dipamerkan," kata Heru.
Pada festival tahun ini, kata dia, mengambil tema "Sky Umbrella, Exploring Indonesia" yang diikuti sebanyak enam delegasi dari mancanegara yakni Jerman, Singapura, Jepang, Brunei Darussalam, Meksiko, dan Inggris. Sedangkan, 20 perwakilan dari lokal antara lain, Lampung, Makassar, Solo, Subaya, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Kepulauan Riau, Tasikmalaya, Klaten, Banyumas, dan lainnya.
Pewarta: Bambang DM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016