Para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Reactic Chem-E-Car UGM itu resmi dilepas oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati di Balairung UGM, Jumat sore.
Acara pelepasan itu juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti.
General Manajer Tim Reactic Chem-E-Car UGM, Fazri Sukmaji optimistis tim-nya akan mampu menggondol juara pertama dalam ajang mobil kimia itu. Tim dari UGM akan mengandalkan mobil hasil riset yang diberi nama "Reactic 0.1".
"Riset mobil ini kami lakukan selama satu tahun dan pembuatannya berlangsung empat bulan," kata dia.
Menurut dia, mobil yang akan diandalkan untuk berlaga di Australia tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari mobil yang telah dilombakan pada 2015.
Mobil prototipe itu mengandalkan sel volta dari bahan-bahan organik yang menghasilkan reaksi kimia sebagai energi penggerak mobil. Sel volta dari bahan organik itu sebagai pengganti baterai yang menggunakan bahan logam berbahaya.
"Sehingga mobil yang kami buat ini menggunakan energi dari reaksi kimia yang ramah lingkungan," kata mahasiswa Teknik Kimia UGM itu.
Kapten Tim Reactic Chem-E-Car UGM Reza mengatakan untuk pesaing terberat dalam negeri adalah tim dari Instut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sementara dari luar negeri adalah tim dari Monash University Malaysia.
Ajang Chem-E-car 2016 di Australia ini merupakan lomba mendesain mobil prototipe yang digerakkan oleh bahan kimia.
Tim yang bertanding diminta untuk menjalankan mobilnya dalam jarak tertentu menggunakan bahan kimia yang dirancang oleh masing-masing tim, dan mobil prototipe mereka harus berhenti di tempat yang sudah ditentukan.
Rektor UGM Dwikorita Karnawati berharap tim dari UGM mampu memimpin dalam ajang cipta mobil prototipe berbasis riset kimia itu. Meski demikian, bagi Dwikorita, sesungguhnya kemenangan itu telah dicapai para mahasiswanya itu karena berhasil dalam riset yang dilakukan dengan kerja tim.
"Penemuan ini kan sulit. Dari proses awal riset itu sebetulnya mereka sudah berhasil," kata Dwikorita.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016