Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada Rabu sore menguat kembali jauh melewati angka batas psikologis Rp9.100 per dolar AS menjadi Rp9.088/9.100 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.097/9.100 atau naik sembilan poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta mengatakan, pelaku lokal memburu rupiah di pasar uang yang mendorong mata uang lokal itu menguat tajam hingga menjauhi level Rp9.100 per dolar AS. "Kami tidak menduga pelaku lokal yang semula melepas rupiah, kemudian memburunya sehingga mengalami kenaikan cukup signifikan," katanya. Pemerintah, menurut dia, saat ini aktif menerbitkan Surat Perbendahaaraan Negara (SPN), Surat Utang Negara (SUN) dan Obligasi yang memicu pelaku asing membeli rupiah yang segera diikuti pelaku lokal. Perburuan rupiah oleh pelaku asing maupun lokal mendorong mata uang lokal itu menguat, meski kenaikan agak tertahan oleh Bank Indonesia (BI) yang segera memasuki pasar, katanya. Ia mengatakan, BI menginginkan rupiah di atas level Rp9.100 per dolar atau berada dalam kisaran antara Rp 9.100 sampai Rp9.200 per dolar AS yang dinilai stabil. Karena apabila rupiah dibawah Rp9.100 per dolar AS, maka akan ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan untuk itu BI terus melakukan pengawasan terhadap pergerakan mata uang lokal itu agar tetap di atas Rp9.100 per dolar AS. "Kami percaya BI akan melakukan kebijakan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak (eksportir dan importir), apabila BI mempunya cadangan devisa yang cukup untuk berperan di pasar uang itu," katanya. Meski demikian, lanjutnya rupiah mendapat dukungan yang cukup kuat baik dari internal terutama pasar modal Indonesia, dimana indeksnya diperkirakan akan bisa menembus level 2.000 poin sangat positif terhadap rupiah. "Kami optimis rupiah akan bisa mendekati level Rp9.000 per dolar AS, apabila BI tidak melepas cadangan devisa melihat kecenderungan pasar menguat,"katanya. Rupiah kembali berpeluang untuk menguat pada hari berikutnya , karena pasar masih positif untuk mendukung pergerakan mata uang lokal itu lebih jauh asalkan BI tidak mengantisipasinya. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007