"Semoga medali ini bisa menghibur warga Garut yang saat ini sedang terkena Bencana," kata Nunu Nugraha usai menerima kalungan medali di Graha Laga Satria ITB Jatinangor, Sumedang, Jumat.
Nunu berharap agar para korban banjir bandang yang menimpa Garut pada Rabu (21/9) lalu diberi kekuatan dan segera pulih dari bencana.
Pesilat asli Garut, tepatnya dari Kecamatan Tarogong Kidul itu mendapat nilai tertinggi dari para juri yaitu 466 poin, diikuti oleh pesilat DKI Jakarta Sugianto di peringkat dua dengan 465 poin.
Sementara itu perunggu jatuh kepada pesilat Bali Gusti Ngurah Arya Yuda yang mendapatkan total nilai 464 dari para juri.
"Alhamdulillah bersyukur puas dengan hasil dari latihan yang banyak, akhirnya saya dapat medali emas untuk kedua kalinya," kata Nunu usai dikalungkan medali emas.
Sebelumnya Nunu meraih satu medali emas dari nomor seni beregu putra.
Nunu mengakui persaingan antarketiga pesilat amat ketat terbukti dengan hanya selisih satu poin dari masing-masing nilai mereka.
"Medali kedua ini juga saya tujukan untuk almarhum ayah saya yang tepat satu tahun meninggal pada 24 September besok," ujarnya.
Dengan kemenangan Nunu, Jawa Barat sejauh ini sudah mengantongi tiga medali emas dari cabang pencak silat, setelah sebelumnya menyapu bersih dua emas di nomor seni beregu putra dan putri.
Cabang pencak silat PON XIX 2016 memperebutkan 15 medali emas dari nomor tanding perorangan, dan enam emas dari nomor seni.
Pewarta: Aditya E.S. Wicaksono
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016