Jakarta (ANTARA News) - Selama ini banyak yang menganggap jika seseorang menderita Leukimia maka hidupnya akan berakhir, padahal penderita leukimia granulostik kronik (LGK) tetap bisa hidup normal.
"Penderita leukimia kronik tetap bisa hidup normal, masih bisa berkarya meskipun harus minum obat seumur hidup," ujar seorang penderita leukimia kronik, Andrian Rakhmatsyah, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Andrian, yang sudah menderita LGK sejak lima tahun terakhir, mengaku tetap bisa berolahraga setiap hari dan menjalani hidup secara normal.
LGK merupakan kanker yang terjadi pada darah dan sumsum tulang, yang mana tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah putih.
Penyakit ini bersifat kronis karena pertumbuhannya dapat memakan waktu bertahun-tahun.
"Banyak yang menganggap kalau sudah kena leukimia hidupnya berakhir, di film-film pun demikian, kena leukimia, kemoterapi, botak terus meninggal. Padahal tidak demikian," lanjut dia.
Gejala yang dialaminya saat divonis menderita LGK adalah perutnya yang membesar, setelah dicek darah diketahui leukositnya mencapai 79.000.
"LGK memiliki harapan hidup yang sama dengan manusia normal lainnya."
Sementara itu, Ahli Hematologi Onkologi Medik dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Hilman Tadjoedin, mengatakan pihaknya selalu melakukan penelitian untuk mendiagnosa penyakit LGK dengan teknologi dan ilmu baru yang dapat dimanfaatkan keakuratannya.
"Penderita LGK tidak perlu lagi melakukan pengobatan di luar negeri, karena fasilitas pengobatan di Indonesia untuk penyakit LGK sudah mengalami kemajuan," kata Hilman.
Faktor risiko yang memicu LGK adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, paparan zat kimia, maupun lingkungan yang tidak sehat.
LGK termasuk kanker darah yang mematikan jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
Pewarta: Indriani
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016