Madiun (ANTARA News) - Manajemen PT Industri Kereta Api (Persero) di Kota Madiun, Jawa Timur, menargetkan jumlah pesanan atau nilai kontrak kerja selama tahun 2016 mencapai Rp1,7 triliun.
Senior Manager Secretary, Public Relations, dan CSR PT INKA (Persero) Cholik Mochamad Zam Zam di Madiun, Kamis mengatakan, hingga bulan September 2016, dari target nilai kontrak yang mencapai Rp1,7 triliun tersebut telah mencapai Rp1,5 triliun.
"Kami optimistis bisa memenuhi target tersebut. Jika ditambahkan dengan kotrak atau pesanan 250 kereta penumpang dari Bangladesh yang saat ini sedang proses tender, maka target kami tahun ini sudah terlampaui," ujar Cholik kepada wartawan.
Menurut dia, target nilai kontrak tersebut meningkat dari tahun lalu yang mencapai Rp1,2 triliun. Dari nilai kontrak sebesar Rp1,2 triliun di tahun 2015, laba yang diperoleh INKA diperkirakan mencapai lebih dari Rp27 miliar.
Adapun, pesanan atau kontrak tersebut berasal dari berbagai pihak, baik instansi negeri, swasta, maupun pemesan luar negeri. Pemesanan terbesar diperoleh dari Kementerian Perhubungan, yakni mencapai 75-80 persen dari seluruh order yang ada. Sedangkan sisanya, meliputi pasar ekspor dan swasta.
Secara keseluruhan, kontrak kerja yang digarap PT INKA tahun ini antara lain, kereta ekonomi dan eksekutif new concept pesanan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), lokomotif, dan kereta lainnya dari Kementerian Perhubungan.
"Sedangkan untuk pasar ekspor, di antaranya INKA menggarap kereta penumpang pesanan Bangladesh sebanyak 150 unit dengan nilai kontrak mencapai hampir Rp900 miliar yang pengerjaannya dilakukan secara multi years," katanya.
Pihaknya optimistis bisa memenuhi target kontrak penjualan yang ditetapkan pada tahun ini maupun di masa mendatang. Hal itu menyusul teknologi INKA yang telah diakui oleh luar negeri terlebih di pasar perkeretaapian tingkat ASEAN dan Asia Selatan.
Ia menambahkan, saat ini INKA juga sedang membidik pasar baru di Sri Lanka dengan mengikuti tender kereta rel diesel elektrik (KRDE) senilai 70 juta dolar Amerika.
Adapun sejumlah pasar ekspor lain yang telah menggunakan teknologi INKA di antaranya, negara Bangladesh, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016